20.7 C
Indonesia

Belajar Sejarah Perlu Agar Tidak Mudah Diprovokasi

Must read

MEDAN – Nasionalisme akan tumbuh bila pemerintah mau memberi perhatian pada sejarah lokal di masing-masing daerah. Demikian diungkapkan oleh Dr. Suprayitno Dosen dan Sejarawan dari Universitas Sumatera Utara (USU) dalam acara Seminar Nasional Pembinaan Sejarah Bagi Generasi Muda Sumatera Utara pada Jumat (26/11) kemarin.

“Problem kekinian kita adalah semakin menipisnya rasa nasionalisme diantara warga bangsa di negeri ini,” ungkap Suprayitno saat berbincang dengan redaksi The Editor hari ini, Sabtu (27/11).

Agar nasionalisme itu tidak mati, lanjutnya, maka pemerintah harus turun serta dengan memberikan perhatian khusus kepada sejarah lokal karena globalisasi arus budaya modern tengah menggerus budaya lokal.

Baca Juga:

Melihat fenomena yang terjadi dewasa ini, masih kata Suprayitno, tampaknya kita sudah mulai kehilangan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia yang beradab dan berbudi luhur. Karena nasionalisme dan jati diri bangsa berhubungan erat dengan pengalaman kolektif kita sebagai bangsa, maka sejarah memiliki peran penting dalam mengatasi problem kekinian kita.

Sejarah memiliki dua arti bagi masyarakat Indonesia, yaitu untuk memahami masa lampau dan untuk mendidik manusia. Pendidikan yang diberikan oleh sejarah menurut Suprayitno sangat beragam, seperti pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan, ilmu bantu, latar belakang, rujukan dan bukti.

Tak hanya itu, dalam catatannya, Suprayitno mengatakan bila sejarah juga mampu menjaga moral dan meningkatkan daya nalar. Yang pada akhirnya mempengaruhi cara pandang manusia sehingga tidak mudah diprovokasi.

“Dengan mempelajari sejarah kita akan berpikir secara multi dimensi dan memaksa orang,” katanya.

Ia menilai bahwa tiap orang yang ingin membicarakan masa kini dan masa depan harus memperhitungkan masa lampau. Terutama untuk penduduk lokal, bila Ia belajar tentangs ejarah dengan benar maka dia tidak akan merasa asing di daerahnya sendiri.

Tiap-tiap orang terutama anak muda yang belajar tentang sejarahnya sendiri akan paham bila daerahnya juga punya peranan dalam membentuk bangunan negara dan kebudayaan Indonesia.

“Dengan penjelasan sejarah orang akan menjadi paham tentang dimana posisinya sekarang, dari mana asalnya dan kemana tujuan Ia dalam berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.

Namun yang penting, Suprayitno mengatakan bahwa dengan memahami sejarahnya, orang akan mengetahui akar budayanya dan sekaligus paham faktor penyebabnya. Sebab tidak ada peristiwa sejarah yang terjadi berdiri sendiri atau terjadi secara tiba-tiba.

Sejarah Harus Dipelajari Secara Detail

Suprayitno mengatakan bahwa dalam rangka pembangunan karakter bangsa, pengetahuan sejarah jangan diberikan sebagai informasi yang bersifat faktual saja, melainkan dengan memberikan kesadaran sejarah bagi generasi sekarang ini.

Kesadaran kolektif dianggap Suprayitno akan membentuk rasa kebersamaan yang dilambangkan sebagai identitas/jati diri. Tanpa kesadaran seperti ini, bangsa ini akan keropos dan secara perlahan akan hancur.

“Indikasi kearah itu sudah demikian nyata dihadapan kita. Bangsa ini belum mampu menemukan kata sepakat untuk menentukan siapa dan apa sebenarnya musuh kita bersama yang mengancam NKRI. Nasionalisme Indonesia akan kembali kokoh apabila mempunyai musuh yang jelas dan disepakati bersama,” ungkapnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru