21.2 C
Indonesia

Begini Cara Negara Bhutan Selamatkan Perekonomiannya Dengan Bitcoin

Must read

THE EDITOR – Pemerintah Bhutan menggunakan mata uang kripto untuk menggandakan gaji pegawainya di saat krisis ekonomi tengah mendera negara tersebut.

Selama bertahun-tahun, Bhutan telah menggunakan mata uang kripto untuk mendorong pertumbuhan perekonomian mereka.

Namun, di tengah kesulitan ekonomi yang menerpa negara kecil yang terus menerpa, akhirnya kerajaan kecil di Pegunungan Himalaya ini mengadopsi kemajuan teknologi baru bernama Bitcoin untuk menjadikan Bhutan sebagai pemimpin inovasi keuangan  global.

Baca Juga:

Al Jazeera pada Senin (14/4/2025) mengatakan bila Bhutan adalah negara pertama di dunia yang bebas dari polusi karbon sehingga negara mereka sangat bersih udaranya. Namun, di bisnis mata uang kripto, Bhutan menjadi negara yang paling populer dan telah menambang jutaan dolar uang kripto di beberapa tahun terakhir ini. Keputusan Bhutan ini bahkan tidak pernah dipikirkan dan dilakukan oleh negara lain di tingkat yang sama.

Jadi, mengapa Bhutan sangat mengandalkan Bitcoin? Bagaimana cara menambang mata uang kripto yang membutuhkan banyak energi ini? Serta, berapa banyak kekayaan negara ini dalam bentuk Bitcoin? Apakah langkahnya berisiko mengingat fluktuasi liar harga mata uang digital ini terjadi selama bertahun-tahun?

Bitcoin adalah mata uang kripto yang pertama kali diakui oleh pemerintah pada tahun 2008. Bitcoin tidak dikendalikan oleh pemerintah mana pun di dunia ini.

Orang dapat membeli dan menjual mata uang kripto seperti Bitcoin dan transaksi ini dicatat pada buku besar bersama yang disebut Blockchain.

Bitcoin memiliki nilai karena jumlahnya di blockchain terbatas, yaitu sekitar 21 juta. Sebagian besar koin ini telah ditambang dan saat ini masih tersisa sekitar satu juta saja.

Penambangan Bitcoin adalah proses dimana Bitcoin baru secara resmi ditambahkan ke blockchain. Komputer yang boros energi perlu memecahkan teka-teki yang rumit ini karena untuk menambahkan koin baru ke dalam sirkulasi digital memerlukan energi listrik.

Bagaimana cara Bhutan menambang Bitcoin?

Bhutan menggunakan pembangkit listrik tenaga air untuk menggerakkan komputer super sehingga persoalan kebutuhan energi listrik yang tinggi dapat dipecahkan. 

“Hal ini menjadi keputusan strategis sederhana yang dibuat orang dan menghasilkan miliaran dollar. Saya pikir pemerintah harus melakukannya,” ungkap Perdana Menteri Bhutan Tshering Tobgay mengatakan kepada Bernard Smith dari Al Jazeera di ibukota, Thimphu, pada bulan Maret lalu.

Tobgay mengatakan bila musim panas di Bhutan menghasilkan aliran air lebih banyak yang juga menghasilkan energi yang lebih banyak juga dari pembangkit listrik tenaga air.

“Di musim tersebutlah penambangan Bitcoin menjadi sangat masuk akal dilakukan,” katanya.

Apa yang membuat Bhutan harus menghadapi krisis ekonomi?

Bhutan menghadapi tantangan ekonomi yang meningkat dan Bitcoin dianggap menjadi salah satu langkah yang harus diambil oleh negara yang berpenduduk sekitar 800.000 orang itu.

Negara itu tidak memiliki akses ke laut, sehingga meskipun memiliki luas hingga 38.000 km persegi, negara ini bisa dikatakan sama besarnya dengan Swiss, tapi sebagian tanahnya tidak bisa ditanami karena medan pegunungannya yang membentang di seluruh wilayah.

Bhutan mengimpor sebagian besar makanannya dari India, negara yang dikatakan oleh Tobgay sebagai ‘sahabat dan tetangga’ terdekat kerajaan itu.

Pariwisata menyumbang pendapatan ke negara hingga 10 persen di Bhutan. Bahkan, negata yang cantik tersebut menghasilkan pendapatan pariwisata sebesar $334 juta di tahun 2023 lalu.

Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat mencapai $3,02 miliar pada tahun 2023 sebagaimana dikatakan Otoritas Moneter Kerajaan atau Bank Sentral Bhutan.

Sejak pandemi Covid-19, Bhutan memang terus berjuang untuk menarik kembali minat wisatawan untuk kembali berkunjung ke  negaranya yang terkenal dengan keindahan gunung, hutan dan tempat-tempat suci Buddha.

Bhutan memang menjaga jumlah masuk wisatawan ke negaranya karena menjaga ekologi negaranya yang murni. Selain itu, juga agar negaranya tetap nyaman dikunjungi oleh turis sehingga tidak penuh sesak saat didatangi.

Bagaimana cara Bitcoin membantu Bhutan atasi tantangan ekonominya?

Salah satu penyebab hancurnya ekonomi Bhutan adalah perpindahan generasi muda terpelajar ke negara-negara lain dalam beberapa tahun terakhir.

Misalnya, di tahun 2022, lebih dari 10 persen penduduk Bhutan yang terampil dan terpelajar meninggalkan negara tersebut. 

Australia adalah salah satu negara tujuan masyarakat Bhutan. Generasi muda Bhutan pindah karena populasi imigran di negaranya meningkat dua kali lipat dalam 5 tahun terakhit antara tahun 2016-2021.

“Kami punya pekerjaan di Bhutan, tetapi pekerjaan tersebut tidak dapat bersaing dengan upah yang dapat mereka peroleh di tempat lain di negara-negara maju,” kata Tobgay.

Situasi tersebut membuat Bhutan kekurangan tenaga kerja di bidang pemerintahan yang umum bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Di tahun 2019, terjadi pengurangan jumlah PNS di Bhutan karena para pegawai tersebut memilih pindah ke keluar negeri. Hal ini terus meningkat hingga 2023 lapor Bhutan Broadcasting Service (BBS) yang didanai negara pada April 2024.

Al Jazeera melaporkan dari kota Thimphu, Bhutan mengatakan bila disanalah Bitcoin menjadi sangat penting dan tahun 2023 lalu dinyatakan mampu membantu Bhutan menjual mata uang kripto senilai $100 juta yang dibayar untuk menggandakan gaji PNS. 

Sejak saat itu, BBS melaporkan terjadi penurunan jumlah PNS yang keluar dari jabatannya. 

Sebagai informasi, di kuartal pertama tahun 2024 terdapat 500 PNS yang mengundurkan diri, sementara itu di periode yang sama di tahun 2023 terdapat 1.900 PNS yang melakukan hal yang sama.

Berapa banyak Bitcoin yang dimiliki oleh Bhutan?

Bhutan belum secara resmi mengungkapkan berapa banyak mata uang kripto yang dimilikinya.

Namun, menurut perusahaan intelijen Blockchain Arkham, kepemilikan Bitcoin Bhutan bernilai lebih dari $600 juta per 9 April 2025 lalu. Jumlah ini sekitar 30 persen dari PDB kerajaan tersebut.

Data Arkham menunjukkan bahwa Bhutan juga memiliki mata uang kripto lainnya, termasuk Ethereum dan LinqAI, meskipun kepemilikan kerajaan atas mata uang ini jauh lebih kecil daripada Bitcoin.

Raja Bhutan, Jigme Khesar Namgyel Wangchuck, telah lama menganjurkan agar negara tersebut berinvestasi dalam infrastruktur digitalnya.

“Menjadi negara kecil menjadikan kita negara cerdas – ini bukan karena pilihan tetapi karena kebutuhan,” kata raja dalam pidatonya tahun 2019 lalu.

“Teknologi adalah alat yang sangat diperlukan untuk mewujudkan aspirasi ini,” tambah Jigme.

Apakah penambangan Bitcoin di Bhutan berkelanjutan?

Para analisis menilai bila Bitcoin adalah satu dari sedikit usaha yang dilakukan oleh Bhutan untuk mengembangkan ekonominya. Hal ini Ia lakukan untuk menyelaraskan nilai-nilainya sebagai sebuah negara.

“Jumlah investasi sektor swasta yang mengalir ke Bhutan cukup terbatas karena pembatasan yang menyertai mandat Bhutan untuk mempertahankan sekitar 60 persen tutupan hutan dan untuk berfokus pada kebahagiaan dan konservasi lingkungan daripada merangkul industrialisasi dengan cepat,” kata Aditya Gowdara Shivamurthy, seorang rekan peneliti di Observer Research Foundation (ORF) yang berbasis di New Delhi, kepada Al Jazeera.

Keterbatasan ini yang dibicarakan oleh Perdana Menteri Tobgay.

“Kami sangat berhati-hati dengan investasi asing langsung,” kata Tobgay.

“Kami berhati-hati dalam mengizinkan industri yang akan merusak lingkungan, yang akan mencemari udara kami, yang akan merusak budaya kami,” ungkapnya lagi.

Oleh karena itu, lanjutnya, saat ini lingkungan dan sumber daya alam yang mendukung perkembangan Bhutan adalah penambangan kripto.

Jadi, kota-kota dingin di Bhutan dipakai untuk menyuplai kebutuhan untuk penambangan kripto yang membutuhkan energi listrik yang besar.

Komputer yang super canggih dipakai untuk menambang kripto di Bhutan yang memiliki suhu tetap antara 15 – 30 derajat celcius.

Selain itu, pembangkit listrik tenaga air juga dipakai untuk menambang kripto karena Bhutan menghasilkan tenaga air yang lebih dari pada yang dipakai untuk konsumsi negaranya.

“Penting bagi Bhutan untuk memanfaatkan energi hijau yang kami miliki dalam hal penambangan Bitcoin sebagai bagian dari portofolio investasi kami,” kata Ujwal Deep Dahal, CEO Druk Holding and Investments, divisi komersial dan investasi Pemerintah Kerajaan Bhutan, kepada Al Jazeera.

Selama ini Bhutan diketahui mengekspor tenaga listrik air ke India karena negara tersebut memang menyimpan listriknya bila prpoyek ekspor listrik dianggap sedang tidak bagus.

Jadi, alih-alih menyimpan saja, maka Bhutan akhirnya menggunakannya untuk menambang Bitcoin dan menghasilkan uang yang lebih banyak.

“Alih-alih mengekspor [listrik tenaga air] dengan tarif yang sangat murah, kami menggunakannya untuk menambang Bitcoin di pegunungan tinggi Bhutan,” kata Tenzing Lamsang, pemimpin redaksi surat kabar The Bhutanese, mingguan swasta yang berbasis di Thimphu, kepada Al Jazeera.

Selain menambang Bitcoin, negara tersebut sedang membangun wilayah administratif khusus dan pusat ekonomi, Gelephu Mindfulness City, untuk menggabungkan cita-cita keberlanjutan dan kesejahteraan dengan pertumbuhan komersial. 

Kota tersebut merupakan proyek percontohan pembangunan perkotaan dengan sistem bangunan bertingkat rendah, bisnis berkelanjutan, zona pemukiman, taman nasional dan suaka margasatwa.

Apakah pemerintah lain juga menambang Bitcoin?

Meskipun pemerintah waspada terhadap bisnis Bitcoin, namun setelah melihat hasil yang diberikan, membuat pikiran mereka beralih dari awalnya menolak akhirnya menerima.

Pada tanggal 6 Maret 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump membentuk cadangan Bitcoin yang strategis. Selain AS, El Salvador menyimpan hampir $550 juta dalam bentuk Bitcoin, pemerintah mengumumkannya pada tanggal 5 Maret.

Pemerintah lain, seperti Republik Afrika Tengah dan Prancis mulai mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.

Pada tanggal 7 April 2025, Pakistan menunjuk Changpeng Zhao, pendiri Binance, yang merupakan bursa mata uang kripto terbesar di dunia sebagai penasihat Pakistan Crypto Council (PCC), badan regulatori yang dibentuk pada bulan Maret, saat negara tersebut berupaya memposisikan dirinya sebagai pemimpin kripto di Asia Selatan.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru