KENDARI – Apa yang muncul di benak Anda bila mendengar sosok seorang kepala daerah? Kebanyakan sudah pasti akan berpikir tentang protokoler yang njelimet. Memang demikian, mereka, para kepala daerah tidak bisa melepas diri dari sistem, namun tidak sedikit diantara mereka yang memiliki sikap yang masih tetap manusiawi saat menduduki posisi tertinggi di sebuah daerah.
Satu diantara kepala daerah yang tidak kehilangan sisi manusiawinya meski telah dua kali menjabat sebagai kepala daerah adalah Ruksamin, Bupati Konawe Utara. The Editor akan mengajak pembaca melihat secara langsung gaya pemimpin Ruksamin saat bersama seluruh staf dan jajaran pejabat Pemda.
Tiba di ruangan, Ruksamin terlihat tengah mengikuti Pembekalan Kepemimpinan yang tengah diadakan oleh Kementerian Dalam Negeri. 8 staf dan pejabat terkait tampak serius mendengarkan dan menyaksikan televisi di depannya. Pembekalan ini berlangsung secara online di seluruh Indonesia.
Dari informasi yang berhasil dirangkum redaksi, Ruksamin dan stafnya sudah ikut kelas pembekalan sejak pukul 07.00 pagi. Dan hingga pukul 11.00 saat The Editor tiba di ruang kelasnya di Swiss Bell Hotel, Ruksamin masih tetap ceria dan tidak berkurang sedikitpun keceriannya menyambut tiap tamu dan stafnya yang datang.
“Kami berhasil menangani virus corona hingga 0 persen. Jadi Konawe Utara berada pada level 1 dalam penanganan covid-19,” ungkap Ruksamin disela jam makan siangnya.
Keberhasilan Konawe Utara dalam penanganan virus corona, lanjut Ruksamin, tidak berhenti begitu saja meski mendapat pujian dari banyak pihak. Salah satu yang Ia akan lakukan per hari ini adalah mengadakan rapat koordinasi (rakor) online bersama dengan seluruh kepala desa dan Babinsa Konawe Utara.
Ia tak sendirian saat rakor berlangsung karena sejumlah staf dan kepala dinas terkait Ia undang agar agenda pencegahan virus corona yang akan berlangsung selama dua pekan mendatang berjalan lancar.
Meski terlihat akrab dan santai dengan celana jeans yang tergulung hingga ke betis di sebelah kanan, Ruksamin ternyata bisa mengubah sikap saat laporan atas pekerjaan anak buahnya di lapangan kurang sempurna.
Suaranya tiba-tiba meninggi saat mengingatkan seluruh kepala desa dan kepala puskesmas (Kapus) agar segera mengumpulkan data terkait jumlah masyarakat yang belum di vaksin tahap pertama dan jumlah penduduk desa yang sudah menjalani program vaksin tahap kedua.
“Kepala desa harus mengumpulkan data yang saya minta dikumpulkan dan paling lambat senin. Kapus dan kepala desa sesuai wilayahnya dimasukkan datanya. Pertama berapa jumlah kepala keluarga di desanya. Kalau Kapus berapa jumlah wilayahnya,” pinta Ruksamin.
“Kedua, berapa jumlah sasaran vaksin. Berapa orang di desa yang belum di vaksin dan berapa yang sudah di vaksin tahap 1. Catat juga berapa orang yang sudah di vaksin tahap 2,” ungkapnya.
“Harapan kami Pak Bapum dan Pak Kapolres supaya personil kita diturunkan. Termasuk Pak Camat, Anda harus ada disana,” pungkasnya.
Dalam rakor tersebut, Ruksamin juga menolak keberadaan posko penanganan covid-19 yang didirikan oleh kepala desa di daerahnya bila tidak memiliki tim resmi yang bertugas.
Ia sempat menyindir kinerja stafnya yang membiarkan perilaku pedagang di pasar tradisional yang tidak memakai masker. Ruksamin bertanya dikemanakan bantuan masker yang dikeluarkan oleh Pemda Konawe Utara sebelumnya.
“Silahkan dipimpin rapatnya dan saya akan terus pantau dari sini. Saya minta laporan data pelaksanaan vakson setiap hari. Tolong di share setiap hari di grup kita. Kita akan lihat dalam 2 minggu ke depan. Setelah itu kita lihat apa kita akan rakor lagi. Saya tidak mau ada posko covid, saya maunya ada timnya. Di pasar baru 10 persen yang pakai masker, nah dimana masker yang kita program kemarin? mana?” tutup Ruksamin.