TURKI – Sait Erdal Dincer sudah memprediksi nasibnya sebelumnya. Orang yang beberapa waktu lalu masih menempati nomor satu di Biro Statistik Turki itu mengatakan bahwa ia tidak tahan untuk tetap diam dan menerbitkan tingkat inflasi yang berbeda dari kenyataannya, mengatakan bahwa ia bertanggung jawab terhadap rakyat Turki.
“Terserah siapa ketuanya. Apakah dapat dibayangkan ratusan rekan saya bisa menahan atau tetap diam tentang menerbitkan tingkat inflasi yang sangat berbeda dari apa yang telah pemerintah tetapkan? Saya memiliki tanggung jawab kepada 84 juta orang,” katanya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar bisnis Dunya awal bulan ini.
“Saya duduk di kantor ini sekarang. Besok akan menjadi orang lain,” katanya ketika mengetahui ke mana aksinya akan berakhir.
Pemecatan Dincer adalah yang terbaru dari serangkaian pemecatan pejabat ekonomi lainnya yang langsung dilakukan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Sebelumnya, Erdogan telah lebih dulu memecat tiga gubernur bank sentral sejak Juli 2019.
Aksi pemecatan ini membuat Erdogan menuai kritik karena terlalu sering merombak tim ekonomi negaranya.
Pihak oposisi dan sejumlah kritikus menuduh data inflasi dan data resmi lainnya dicampur adukkan demi kepentingan politik.
Sementara itu, Erdogan telah menunjuk seseorang yang akan menggantikan Dincer dalam waktu dekat. Ialah Erhan Cetinkaya, yang sebelumnya bekerja sebagai Wakil Ketua Pengawas Perbankan BDDK sejak 2019.
Laporan inflasi Januari ini dijadwalkan akan terbit pada 3 Februari nanti.
Turki diketahui telah mencapai inflasi tertinggi sejak 19 tahun yang lalu, yaitu lebih dari 35%, dengan lira Turki yang melemah hingga 44% terhadap dolar Amerika Serikat.
Erdogan meyakini tingginya inflasi dipengaruhi oleh suku bunga yang tinggi, sehingga ia berencana menurunkannya dalam beberapa tahapan.
“Kami menurunkan suku bunga dan akan menurunkannya. Ketahuilah bahwa inflasi akan turun juga, itu akan turun lebih banyak lagi,” kata Erdogan kepada para pendukungnya di provinsi Laut Hitam Giresun pada Sabtu (29/1).
“Nilai tukar akan stabil dan inflasi akan turun, harga akan turun juga, semua ini bersifat sementara,” tambahnya.
Mengetahui data inflasi yang berbeda, pihak oposisi mengatakan pemerintah tidak mengatakan yang sebenarnya dan hanya mengklaim biaya hidup yang naik hingga dua kali lipat.
Erdogan bahkan diyakini telah mengkritik badan statistik karena “membesar-besarkan skala kelesuan ekonomi Turki”.