24.3 C
Indonesia

“Bayi Keajaiban” Yang Lahir Saat Gempa Kini Punya Keluarga Baru

Must read

SURIAH – “Bayi Keajaiban” yang selamat dari gempa dahsyat Suriah awal bulan ini, ketika seluruh anggota keluarganya yang lain tak tertolong, kini memiliki keluarga baru.

Namanya pun telah berganti, dari Aya–yang disebutkan berarti “keajaiban” atau “tanda dari Tuhan” dalam bahasa Arab–menjadi Afraa.

Nama itu diambil dari nama mendiang ibu kandungnya, yang dilaporkan melangsungkan persalinan ketika gempa terjadi.

Baca Juga:

Afraa ditemukan lebih dari 10 jam setelah gempa mengguncang Turki dan Suriah di antara reruntuhan di Kota Jinderis, Provinsi Aleppo, Suriah.

Bayi mungil itu disebutkan berada di dekat kaki sang ibu ketika ditemukan. Mirisnya lagi, ia bahkan masih ‘tersambung’ dengan wanita yang melahirkannya itu melalui tali pusarnya.

Video penyelamatan Afraa viral di media sosial. Kisahnya menyentuh banyak orang di seluruh dunia hingga beberapa dari mereka berkeinginan untuk mengadopsinya.

Per Sabtu (18/2) pekan lalu, ia resmi menjadi bagian dari keluarga pamannya, Khalil al Sawadi, yang ikut serta dalam upaya penyelamatannya.

Diberitakan oleh Sky News, Al Sawadi bekerja sebagai pembeli dan penjual mobil. Keluarganya terdiri dari dirinya, istrinya, empat anak perempuan, dan dua anak laki-laki.

“Dia [Afraa] sekarang adalah salah satu anak saya,” ungkapnya kepada AP News. “Saya tidak akan membeda-bedakan antara dia dan anak-anak saya.”

“Dia akan menjadi yang tersayang dari anak-anak saya sebab dia menjaga kenangan tentang ayahnya, ibunya, dan saudara-saudaranya tetap hidup,” sambungnya.

Meskipun keluarganya tengah berada dalam kesulitan, dengan rumah yang mereka tempati bahkan juga hancur karena gempa, Al Sawadi dan istrinya percaya bahwa tempat terbaik untuk bayi itu adalah bersama mereka.

“Saya akan membesarkannya dengan cara yang membuatnya tidak akan merasa kekurangan apa pun,” imbuh pria itu.

Sebelum hak adopsi diberikan, pihak rumah sakit menjalankan tes DNA untuk memastikan bayi itu benar memiliki hubungan darah dengan bibinya, yang tak lain adalah istri Al Sawadi sendiri.

Pengurusan berkasnya pun tak sebentar, karena memakan waktu hampir dua minggu lamanya.

Dokter yang merawat Afraa di rumah sakit mengatakan pasien mungilnya itu dalam keadaan sehat ketika keluar dari sana.

Meskipun begitu, kepergiannya diiringi suasana sedih dan “beberapa suster menangis” karena harus berpisah dengannya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru