GARUT – Viral di media sosial, video-video yang menunjukkan massa dari Aliansi Umat Islam (AUI) Kabupaten Garut mendatangi tempat-tempat usaha untuk menempelkan edaran mengenai produk-produk yang diduga berafiliasi dengan Israel.
Dari upaya itu, diharapkan masyarakat dapat menghindari produk-produk tersebut sesuai imbauan Pemerintah Kabupaten Garut dan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Semenjak Israel menyatakan perang melawan kelompok Hamas Palestina, gerakan memboikot produk-produk yang mendukung, berhubungan, atau sekadar diduga berhubungan dengan Israel diserukan di seluruh dunia.
Tak terkecuali di Indonesia, yang berkali-kali menegaskan posisinya yang mendukung Palestina dalam melakukan perlawanan terhadap kekejaman Israel.
Seruan memboikot produk-produk tertentu disuarakan dengan masif di media sosial maupun aplikasi perpesanan seperti WhatsApp–dan kini mulai merambah ke dunia nyata seperti yang dilakukan AUI Garut.
Dalam unggahan akun Instagram @terang_media, terlihat tiga klip video pendek yang berisi anggota AUI Garut menyebarkan edaran Bupati Garut dan fatwa MUI terkait upaya memboikot produk-produk pendukung Israel.
Edaran tersebut ditempel di sejumlah swalayan dan restoran cepat saji guna mendorong masyarakat beralih ke produk-produk lokal daripada harus mengonsumi produk pendukung Israel.
“Bahwa kedatangan kami di sini ingin izin menempelkan stiker, Pak, ya, yang mana stiker tersebut itu diduga label-label product-product Israel, yang mana bapak tahu sendiri ya (telah dilarang oleh MUI dan Pemerintah Kabupaten Garut),” tutur seorang pria dari klip pertama.
Di klip kedua, seorang pria lainnya meminta izin untuk memberikan edaran serupa di sebuah tempat makan. Ia menegaskan bahwa yang dilakukannya adalah edukasi kepada masyarakat dan tidak ada niatan untuk menghancurkan tempat-tempat usaha.
Sementara itu, seorang wanita di klip ketiga memberikan penegasan bahwa edaran yang sudah ditempel sebaiknya tidak dilepas oleh pemilik usaha. Pasalnya, jika edaran tersebut dilepas, pemilik usaha akan diduga menentang apa yang tertulis di dalamnya.
Upaya tersebut menarik perhatian masyarakat yang kemudian memberikan pendapat mereka masing-masing. Ada yang setuju, ada juga yang tidak setuju dengan apa yang dilakukan AUI.
Mereka yang tidak setuju menyoroti bahwa produk-produk yang diboikot kebanyakan adalah produk yang dibutuhkan sehari-sehari, sehingga sulit untuk diganti.
“Untungnya buat kalian apa pak? Sy tetap pke produk itu,kana udah cocok. Dr dulu kita kan udah tau itu produk sana,trus knp baru skrg d boikot?” tulis @nenk3716.
“Produknya kbanyak yg sehari2 gua pakai bahkan untuk usaha. Ttp gua pake gua hanya ber DO’A smga kdua negara damai,” tulis @kotes_79.
“Gak ngaruh…..itu kebanyakan produk kebutuhan rumah tangga sehari…broo produknya gak salah yg salah itu Israel …beragama lah yg benar dan jgn merusak akal dan nalar dan menyulitkan anak bangsanya sendiri…..itu kok polisi diem aja….bukan menghalau atau melarang dg semena2,” tulis @suhartono.tono24.