BRASIL – Pemerintah Brasil pada hari Minggu (29/5) mengatakan bahwa lebih dari 100 orang hilang atau dipastikan tewas akibat tanah longsor dan banjir besar yang terjadi di bagian timur laut negara itu.
Kedua bencana alam mengerikan itu disebabkan oleh hujan lebat yang mengguyur sejumlah kawasan perkotaan di sana.
Dilansir dari Reuters, peristiwa ini menjadi yang keempat dalam lima bulan terakhir–menggarisbawahi kurangnya perencanaan kota di lingkungan berpenghasilan rendah di sebagian besar wilayah Brasil.
Kota-kota kumuh sering kali dibangun di lereng bukit yang rawan runtuh.
Kondisi tersebut diperparah dengan siklus hujan yang tidak normal yang telah dikhawatirkan oleh beberapa ilmuwan sebelumnya. Mereka bertanya-tanya tentang kemungkinan siklus akibat perubahan iklim.
Menurut layanan Pertahanan Sipil Federal yang bertanggung jawab atas manajemen darurat, hingga Minggu sore, 56 orang dinyatakan tewas di negara bagian Pernambuco dan satu orang meninggal di negara bagian tetangga, Alagoas.
Masih di Pernambuco, 56 orang lainnya dinyatakan menghilang.
Sementara itu, menurut Dinas Pertahanan Sipil Federal, lebih dari 6.000 orang dari kedua negara bagian itu telah tiba di titik-titik bantuan yang ditunjuk pemerintah. Lebih dari 7.000 orang lainnya mengungsi di tempat teman atau kerabat mereka.
Dalam sebuah unggahan di Twitter, Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan bahwa ia akan tiba di Recife, ibu kota Pernambuco, pada pagi ini, Senin (30/5), waktu setempat.
“Pemerintah kami menyediakan, sejak awal, segala cara, termasuk angkatan bersenjata, untuk membantu mereka yang terdampak,” tulisnya.
Pada akhir Desember dan awal Januari, puluhan orang tewas dan puluhan ribu mengungsi saat hujan mengguyur negara bagian Bahia, yang juga terletak di timur laut Brasil.
Banjir juga melanda negara bagian tenggara Sao Paulo pada Januari, menyebabkan sedikitnya 18 orang tewas.
Pada bulan Februari, hujan deras di negara bagian Rio de Janeiro menewaskan lebih dari 230 orang.
Sumber: Reuters