28.4 C
Indonesia

Balita Sikka Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Must read

SIKKA – Nasib malang menimpa seorang balita asal Desa Habi, Kecamatan Kangae, Sikka, Nusa Tenggara Timur. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Senin (8/5) tak lama setelah digigit anjing yang mengidap rabies.

Melansir Mamagini, bocah laki-laki berusia empat tahun itu dilarikan ke rumah sakit setelah digigit oleh anjingnya sendiri di bagian wajah.

Ia tiba bersama kedua orang tuanya dengan keluhan demam, mual, serta muntah. Ia lantas menjalani perawatan dan menerima dua suntikan vaksin anti rabies (VAR).

Video yang merekam momen perawatannya beredar di media sosial, menunjukkan sang bocah yang tampak linglung dan ketakutan saat ditanyai oleh dokter.

Ia terlihat takut dan mengaku kesakitan saat dikipasi–terutama ketika angin mengenai lukanya–serta ragu ketika diminta meminum air.

Kondisi-kondisi tersebut luas dikaitkan dengan tanda bahwa seseorang positif tertular rabies.

Pun saat akhirnya ia meminum air, tampaknya hanya sedikit cairan yang berhasil masuk ke tubuhnya, karena ia meminumnya dengan bantuan sedotan dan dalam waktu yang sangat singkat.

“Rasanya gimana, enak tidak airnya? Tidak ada rasa tercekik di sini?” demikian terdengar tanya sang dokter, yang dijawab gelengan dari si bocah.

Tak lama kemudian ia tampak panik hingga memeluk erat ibunya yang setia berada di sisinya, terlihat takut dengan sesuatu yang tidak diperlihatkan di kamera.

Semua orang yang ada di ruangan itu pun berusaha menenangkannya, dengan salah seorang dokter mengatakan bocah itu terkejut akan sesuatu.

Sayangnya, kondisinya semakin memburuk dan membuatnya meninggal dunia pada Senin siang waktu setempat.

Adapun anjing yang menggigit bocah itu juga dikabarkan meninggal keesokan harinya.

Melansir Kompas, otak dari hewan itu dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Bali untuk diperiksa.

Hasil pemeriksaan menunjukkan anjing itu positif rabies, yang juga semakin mengonfirmasi bahwa bocah yang digigitnya meninggal karena tertular rabies.

Respons pemerintah

Menanggapi peristiwa itu, jajaran pemerintah Kabupaten Sikka sepakat untuk mengalokasikan dana guna pengadaan VAR.

Melansir NTT Express, setidaknya 55 ribu ekor anjing disebutkan akan menerima vaksin, yang menghabiskan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp500 juta.

“Kita terus berupaya untuk melakukan vaksinasi hingga 70 persen,” jelasnya kepada wartawan usai memimpin rapat koordinasi pada Selasa (9/5).

Selain vaksinasi dari pemerintah kabupaten, ia juga mengatakan perlunya ada eliminasi anjing di berbagai wilayah yang terindikasi rabies serta penganggaran dana desa untuk untuk menangani kasus rabies.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru