ARAB SAUDI – Di seluruh dunia, perempuan kurang terwakili dalam industri teknologi. Melihat jumlah mereka di Silicon Valley, pusat teknologi tinggi dan inovasi terkenal di dunia yang berlokasi di San Francisco, Amerika Serikat memberi tahu bahwa jumlah peminat wanita untuk terjun di bidang ini baru mencapai 17 persen saja.
About Her merilis bahwa ada kabar baik dari angka 17 persen yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi (MCIT) Arab Saudi, Bandar Al-Duwais ini. Karena jumlah wanita yang terjun ke industri teknologi jumlahnya naik dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2017 lalu.
Lonjakan jumlah yang signifikan ini, dimana dari jumlah hanya 11 persen pada 2017 menjadi 24 persen pada 2021, terjadi karena Kerajaan Saudi tengah mendorong peran wanita untuk lebih banyak terjun ke industri teknologi dan komunikasi.
Pemberdayaan perempuan di bidang IT dinilai sangat bermanfaat bagi negara mana pun dan Arab Saudi menyadari hal ini. Jadi peluang benar-benar dibuka untuk perempuan.
Fortune.com menerbitkan sebuah laporan pada tahun 2015 yang menyoroti bagaimana perusahaan dengan eksekutif wanita cenderung berkinerja lebih baik daripada yang dipimpin oleh CEO pria dan wanita. Bahkan menjadikan seorang wanita sebagai pemimpin membuat perusahaan mendapat keuntungan tiga kali lipat ketimbang.
Namun, terlepas dari percakapan di seluruh dunia tentang keragaman gender dalam teknologi, wanita di seluruh dunia sebagian besar masih absen dalam banyak peran, dan masih berjuang untuk masuk ke industri ini secara keseluruhan.
Terlebih lagi, ketika di sana, mereka mendapati diri mereka terjebak di posisi junior yang tidak mampu mengambil peran kepemimpinan dan dibayar setara untuk keterampilan dan pengalaman mereka dengan laki-laki.
Di Arab Saudi, fenomena ini sedang diatasi melalui upaya nasional untuk membangun strategi transformasi digital dan, di dalamnya, untuk memberi perempuan dukungan yang mereka butuhkan untuk unggul dalam industri, mulai dari program dan beasiswa terpadu, konferensi dan pelatihan. Berbagai inisiatif hingga membangun lingkungan kerja yang memberdayakan.
Misalnya, Kerajaan Saudi saat ini menjadi negara Arab berperingkat teratas dalam Global Cybersecurity Index (GCI) dan nomor 13 di dunia, telah berupaya meningkatkan partisipasi perempuan dalam keamanan siber melalui berbagai inisiatif, seperti saat menjadi tuan rumah dua tahun lalu Forum Internasional untuk Keamanan Siber.
Selama acara itu, Putra Mahkota Mohammed Bin Salman menyerukan adopsi dua inisiatif untuk melayani keamanan siber global, dimana berfokus pada program pemberdayaan perempuan dan meningkatkan partisipasi mereka dalam keamanan siber.
Selain menjadi tuan rumah konferensi dan menyediakan platform bagi perempuan di bidang keamanan informasi dan teknologi untuk tumbuh dan berjejaring, Arab Saudi juga menyediakan program beasiswa seperti yang dilakukan oleh National Academy for Cybersecurity, yang menurut Arab News, menarik 67 persen dari pelamar perempuan.