21.7 C
Indonesia

Apa Yang Dijanjikan Anies Baswedan dalam Debat Ketiga Capres Pemilu 2024?

Must read

JAKARTA – Anies Baswedan selaku calon presiden (capres) nomor urut satu dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mengikuti Debat Ketiga Calon Presiden Pemilu Tahun 2024 yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu (7/1).

Dalam kehadirannya, Anies menyampaikan sejumlah janji dan/atau komitmen terkait pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik yang akan dipenuhinya jika terpilih menjadi Presiden Indonesia selanjutnya.

Berikut adalah janji-janji tersebut, yang berhasil dirangkum oleh tim The Editor.

Baca Juga:
Menjalankan kepemimpinan beretika yang mengandalkan data, informasi, dan kapasitas yang serius

Dalam pemaparan visi, misi, dan program kerja yang membuka sesi debat, Anies Baswedan menekankan akan adanya perubahan peran Indonesia di dalam dunia internasional.

Dari yang sebelumnya hanya berperan sebagai “penonton”, nantinya akan berperan sebagai “penentu arah perdamaian, kemakmuran bagi seluruh bangsa di level global maupun di level regional”.

Ada dua rencana perubahan yang diusungnya, yaitu mendorong berbagai kekuatan Indonesia (kebudayaan, keseniaan, kuliner, ekonomi, diplomat, hingga diaspora)  untuk mewarnai kancah internasional dan menjadikan presiden sebagai panglima diplomasi yang sebenarnya.

Tak hanya itu. Ia juga menghendaki adanya perubahan dalam sistem pertahanan, yang diakuinya memiliki tantangan yang “tidak kecil”.

Untuk menghadirkan perubahan-perubahan itu, Anies berjanji akan memulai kepemimpinan dengan etika dan menghadirkan kepemimpinan yang mengandalkan data, informasi, dan kapasitas yang serius.

Menghadirkan satu struktur pertahanan cyber yang serius

Ketika ditanya tentang kebijakan untuk mendapatkan akses teknologi dan pengembangannya untuk memperkuat pertahanan Indonesia, Anies menjawab dengan fakta bahwa dibutuhkannya satu struktur pertahanan cyber yang serius.

Dan struktur tersebut dijanjikannya hadir lengkap dengan tiga hal, yaitu perencanaan yang komprehensif, pengadaan teknologi-teknologi terbaru, dan mekanisme sistem recovery yang cepat.

“Yang tidak kalah penting adalah mekanisme untuk merespons balik apabila terjadi kondisi serangan sehingga bisa memiliki kecepatan untuk recover, kecepatan untuk kembali dalam sistem ketika terjadi serangan-serangan cyber itu,” katanya.

Merangkul negara selatan-selatan, dengan presiden sebagai panglima diplomasi

Dalam menanggapi jawaban capres Prabowo Subianto untuk pertanyaan tentang peta jalan yang lebih konkrit dalam memperkuat kerja sama selatan-selatan, Anies menekankan bahwa caranya adalah dengan merangkul semua pemimpin selatan-selatan.

Dan itu dapat dilakukan jika presiden bisa menjadi panglima diplomasi, yang tidak hanya hadir di forum-forum sebagai penonton, melainkan juga membawa agenda kerja sama.

Ia menjadikan climate crisis sebagai contoh persoalan yang dihadapi saat ini. Menurutnya, jika presiden bisa merangkul pemimpin lainnya, maka Indonesia akan dinilai sebagai pemimpin juga.

“Kita berhadapan dengan climate crisis, yang biaya untuk menghadapi climate crisis itu tinggi sekali,” katanya.

“Dan ketika kita bicara dengan selatan-selatan, yuk kita bicara dengan utara, bagaimana membiayai climate crisis sebagai satu kesatuan–Indonesia jadi pemimpin selatan-selatan,” tambahnya.

Mengetahui tantangan dan ancaman untuk Indonesia sebelum melakukan penataan 

Dalam menanggapi jawaban capres Ganjar Pranowo untuk pertanyaan tentang komitmen terhadap penataan institusi pertahanan dan keamanan, Anies menawarkan dua hal.

Pertama, merumuskan tantangan dan ancaman terhadap Indonesia di tahun-tahun ke depan. Dengan begitu, dapat dipelajari bagaimana badan-badan yang selama ini ada dalam merespons hal tersebut.

Kedua, melibatkan semua unsur yang terbiasa di dalam menyusun ancaman, tantangan organisasi.

“Sehingga kemudian penataan organisasi, badan-badan bukan semata-mata karena selera pemimpin, tapi karena merespons atas ancaman itu. Dengan begitu, penataannya akan sesuai kebutuhan,” katanya.

Mengelola utang dan memperbesar GDP

Dalam menanggapi jawaban capres Prabowo Subianto untuk pertanyaan tentang kebijakan untuk menghindari intervensi kedaulatan Indonesia akibat utang yang terus bertambah, Anies menyebutkan beberapa langkah yang akan dijalaninya.

Mulai dari menata utang itu sendiri, memperbesar GDP, dan melakukan pengembangan skema-skema yang “lebih kreatif” dalam mencari utang luar negeri–termasuk pelibatan swasta.

Ia juga menjanjikan akan memastikan ada perluasan wajib pajak di samping mengurangi kebocoran pajak. Hal ini juga diharapkan dapat memperkuat GDP.

Terakhir, ia menekankan bahwa utang yang didapatkan harus digunakan untuk “aktivitas produktif”.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru