26.1 C
Indonesia

Akan Hadapi Lockdown, Warga Hong Kong Serbu Apotek dan Supermarket Namun Diimbau Untuk Tenang

Must read

HONG KONG – Seruan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam kepada warganya untuk tenang dan tidak khawatir atas rencana lockdown dan pengujian covid-19 massal nampaknya tidak begitu dipedulikan.

Mereka tetap berbondong-bondong mendatangi supermarket dan apotek guna menyiapkan diri menghadapi lockdown yang akan diberlakukan di seluruh kota.

Media South China Morning Post (SCMP) melaporkan bahwa pengujian covid-19 massal untuk 7,4 juta penduduk kota itu akan berlangsung selama sembilan hari dan dimulai pada paruh kedua Maret.

Baca Juga:

Berita yang datang dari sumber anonim itu memicu kekhawatiran banyak orang akan kewajiban mengisolasi diri dan keluarga dengan anggota yang diketahui positif terkena virus corona akan dipisahkan.

Para pejabat berencana untuk melakukan tiga kali tes pada setiap orang selama sembilan hari.

Sementara itu, pemerintah masih mempertimbangkan apakah penguncian akan dilakukan di tingkat distrik atau di seluruh kota, kata SCMP.

Pengecualian akan diterapkan bagi mereka yang membeli makanan, mencari perawatan medis, dan mempertahankan operasi sosial.

Dengan mengutip sumber yang juga anonim, surat kabar Sing Tao melaporkan bahwa pasar saham Hong Kong akan terus beroperasi.

Lockdown di seluruh penjuru kota dikatakan sejatinya tidak dipertimbangkan oleh Lam sebelumnya.

Ia mengimbau masyarakat pada Selasa (1/3) “untuk tidak menjadi korban rumor agar menghindari kacaunya ketakutan yang tidak perlu”, mengatakan pasokan makanan dan barang tetap normal.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, harus tetap waspada dan memperhatikan informasi yang disebarluaskan oleh pemerintah agar tidak disesatkan oleh rumor,” kata Lam dalam sebuah pernyataan.

Terlepas dari komentarnya, puluhan orang tetap mengantri untuk masuk ke apotek dan bank di seluruh kota.

Banyak dari mereka yang berakhir dengan menjelajahi rak-rak kosong di toko kelontong untuk membeli kebutuhan pokok apapun yang mereka temui.

Jalan-jalan dan pusat perbelanjaan di kota itu sangat sepi pada jam makan siang yang biasanya sibuk.

Kota yang dikuasai Cina itu telah mengalami lonjakan infeksi virus corona sekitar 34 kali, menjadi lebih dari 34.000 kasus pada Senin (28/2) dari hanya setidaknya 100 kasus pada awal Februari.

Angka kematian juga meningkat, dengan fasilitas untuk menyimpan mayat di rumah sakit dan kamar mayat umum sudah berada di kapasitas maksimum.

Sama seperti Cina daratan, Hong Kong terus berpegang pada kebijakan COVID “nol dinamis”.

Kebijakan ini berupaya mengekang semua wabah dengan cara apapun, bahkan dengan cara-cara yang dinilai paling kejam sejak dimulainya pandemi pada tahun 2020.

Aturan tersebut telah memperburuk ketakutan berpisahnya banyak keluarga.

Sebagian besar dari mereka bahkan dikabarkan melarikan diri sebelum skema pengujian massal dimulai maupun dari pusat isolasi.

Hong Kong telah melaporkan lebih dari 205.000 kasus infeksi covid-19 dan 744 kematian secara total.

Akan tetapi, lebih dari 400 kematian di antaranya terjadi dalam seminggu terakhir ini, dengan mayoritas adalah penduduk yang tidak divaksinasi.

Lam, yang memeriksa pusat isolasi yang dibangun di Cina daratan pada Senin, mengatakan bahwa jajarannya telah berpacu melawan waktu untuk “menciptakan keajaiban” dalam industri konstruksi kota.

Fasilitas Tsing Yi, yang terletak di barat laut kota, akan menyediakan sekitar 3.900 kamar untuk orang yang terinfeksi dengan gejala ringan atau tanpa gejala dan orang lain yang perlu diisolasi, katanya.

 

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru