EKUADOR – Suasana mencekam secara tiba-tiba mengepung tempat siaran langsung sebuah stasiun televisi di Kota Guayaquil, Ekuador, Selasa (9/1) waktu setempat.
Alasannya, sejumlah orang yang tergabung dalam geng kriminal bersenjata menerobos masuk dan memerintah para staf untuk duduk di tanah.
Peristiwa itu sempat tersiar lewat saluran siaran langsung yang masih terhubung sebelum saluran itu terputus–namun cukup untuk mengirim sinyal bahaya ke polisi.
Tiga puluh menit setelah kejadian, polisi berhasil memasuki studio dengan dilengkapi senjata laras panjang. Para pelaku pun berhasil dikalahkan dan diringkus.
Peristiwa itu terjadi menyusul kaburnya bos geng Los Choneros, Adolfo Macias Villamar, dari penjara pada Minggu (7/1).
Villamar, yang luas dikenal sebagai Fito, adalah salah satu penjahat paling berbahaya di negara Amerika Selatan itu.
Gengnya dianggap sebagai salah satu yang bertanggung jawab atas melonjaknya tingkat kekerasan di Ekuador.
Bahkan, mengutip Asumsi, parahnya kekerasan di negara itu mencapai tingkatan baru pada tahun lalu dengan terbunuhnya calon presiden Fernando Villavicencio.
Los Choneros juga dicurigai memiliki hubungan dengan kartel Sinaloa di Meksiko.
Fito sendiri telah mendekam di balik penjara sejak tahun 2011 lalu. Ia ditahan atas tuduhan penyelundupan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisir.
Hilangnya pria berusia 44 tahun itu dari selnya kemudian membuat dua penjaga penjara ditahan karena dicurigai membantu pelariannya.
Tak hanya itu, Presiden Ekuador Daniel Noboa bahkan mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari sejak Senin (8/1).
“Waktunya sudah habis bagi mereka yang dihukum karena perdagangan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisir untuk memberitahu pemerintah apa yang harus dilakukan,” tutur Noboa, dilansir dari The Guardian.
Ia berjanji akan menindak kejahatan dengan kekerasan dengan menginstruksikan tentara dan polisi, dan tidak akan ada tawar menawar dengan kelompok yang disebutnya teroris tersebut.
“Kami tidak akan bernegosiasi dengan teroris dan kami tidak akan beristirahat sampai kami mengembalikan perdamaian ke warga Ekuador,” ujar Noboa.