JAKARTA – Kabinet Israel telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata sementara yang akan memungkinkan pembebasan sekitar 50 orang yang ditawan di Gaza sejak kelompok bersenjata Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober.
Melansir Al Jazeera, perjanjian tersebut dicapai setelah pembicaraan mengenai kesepakatan yang dimediasi Qatar berlanjut hingga Rabu (22/11) dini hari.
Media Israel melaporkan terjadi perdebatan sengit antara para menteri di pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pada akhirnya, hanya tiga dari 38 anggota kabinet yang memberikan suara menentang gencatan senjata.
Tiga orang tersebut adalah Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan dua anggota partai politik sayap kanan lainnya.
Kantor perdana menteri mengatakan kesepakatan itu mengharuskan Hamas melepaskan sedikitnya 50 perempuan dan anak-anak selama gencatan senjata empat hari.
Untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan, jeda akan diperpanjang satu hari, katanya, tanpa menyebutkan pembebasan tahanan Palestina sebagai imbalannya.
“Pemerintah Israel berkomitmen untuk memulangkan semua sandera. Malam ini, mereka menyetujui kesepakatan yang diusulkan sebagai tahap pertama untuk mencapai tujuan ini,” katanya dalam pernyataan singkatnya.
Hamas, yang menguasai Gaza, juga mengeluarkan pernyataan yang membenarkan bahwa 50 perempuan dan anak-anak yang ditahan di wilayah tersebut akan dibebaskan dengan imbalan Israel akan membebaskan 150 perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara-penjara Israel.
Dikatakan bahwa Israel juga akan menghentikan semua tindakan militer di Gaza dan ratusan truk yang membawa bantuan kemanusiaan, medis, dan bahan bakar akan diizinkan masuk ke wilayah tersebut.
Perjanjian tersebut merupakan gencatan senjata pertama dalam perang di mana Israel telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza, yang merupakan rumah bagi sekitar 2,3 juta orang.
Para pejabat Palestina mengatakan sedikitnya 14.100 orang telah terbunuh, sementara PBB mengatakan sekitar 1,7 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Sementara itu, Hamas membunuh sedikitnya 1.200 orang dalam serangannya terhadap Israel.
Para pejabat dari Qatar, Amerika Serikat, Israel, dan Hamas selama berhari-hari menyatakan bahwa kesepakatan akan segera terjadi.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan kemudian, Qatar mengonfirmasi “keberhasilan” upaya mediasi, yang juga melibatkan Mesir dan Amerika Serikat, dan mengonfirmasi parameter luas dari perjanjian tersebut.
“Waktu mulai jeda akan diumumkan dalam 24 jam ke depan dan berlangsung selama empat hari, dapat diperpanjang,” kata pernyataan itu.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan akan dikirim ke Gaza dan bahwa 50 perempuan dan anak-anak yang ditawan di sana akan dibebaskan sebagai imbalan atas “sejumlah perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel”.
“Jumlah mereka yang dibebaskan akan ditingkatkan pada tahap implementasi perjanjian selanjutnya,” tambahnya tanpa menjelaskan secara rinci.