SWEDIA – Tindak kejahatan berupa penghilangan nyawa di lingkungan sekolah baru-baru ini terjadi Swedia. Polisi setempat pada hari Selasa (22/3) mengatakan bahwa aksi yang dilakukan oleh seorang siswa di sebuah sekolah menengah di Swedia selatan itu mengorbankan dua guru perempuan.
Pelaku masih berusia 18 tahun. Ia telah ditangkap di tempat kejadian pada hari Senin (21/3) di kawasan Malmo, kota terbesar ketiga di negara tersebut. Sedangkan kedua korban berusia 50-an, kata polisi.
Informasi lain mengenai pelaku adalah tidak adanya catatan kriminal yang melekat di dirinya sebelumnya, sehingga ia “tidak dikenal” oleh polisi.
Polisi juga tidak mengungkapkan cara pelaku melakukan aksinya dan motif belum dapat ditetapkan.
“Untuk saat ini masih terlalu dini untuk mengomentari itu,” kata Kepala Polisi Malmo Petra Stenkula dalam konferensi pers.
Stenkula mengatakan bahwa petugas menemukan tersangka dan dua korban di lantai tiga di Malmo Latin School yang terletak di pusat kota, 10 menit setelah mereka “diberitahu”, menambahkan bahwa situasinya kemudian “terkendali”.
Surat kabar Aftonbladet melaporkan bahwa siswa atau sang pelaku sendiri yang menghubungi pihak berwenang, lalu mengatakan bahwa ia telah membunuh dua orang serta meletakkan senjatanya. Ia juga mengatakan posisinya, yaitu ada di lantai tiga. Akan tetapi, laporan ini tidak dikonfirmasi pihak kepolisian.
Stenkula kemudian menyampaikan bahwa jajarannya telah melakukan “penyitaan” dan pemeriksaan forensik “akan memungkinkan kita untuk lebih memahami apa yang terjadi”.
Ia juga menambahkan bahwa pihak berwenang tidak memiliki informasi tentang cedera lebih lanjut.
Berdasarkan keterangan polisi, panggilan tersebut dibuat pada Senin sore, tepatnya pukul 17:12 waktu setempat. Puluhan ambulans dan mobil patroli bergegas mendatangi sekolah. Bangunan itu kemudian ditutup dengan polisi bersenjata yang sudah memasuki wilayahnya.
Para siswa yang masih berada di sekolah saat kejadian, diperkirakan berjumlah 1.100, berkumpul untuk mengerjakan musikal. Sebagian yang lain mengunci diri mereka di dalam kelas.
Kantor berita Swedia TT menulis bahwa Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson bereaksi “dengan kesedihan dan kecemasan” atas pembunuhan tersebut.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut ditangguhkan pada hari Selasa, bangunan sekolah pun ditutup.
Pembunuhan itu terjadi di paviliun modern sekolah, yang didirikan pada tahun 1406 ketika paus mengeluarkan surat hak istimewa yang mengizinkan pembangunan dan pengoperasiannya.
Area tersebut pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat pembelajaran Kristen dan bahasa Latim untuk pemuda setempat.
Sumber: Al Jazeera