20.3 C
Indonesia

Dianggap Berbahaya, Pemerintah Tutup Wahana ‘Ngopi In The Sky’ di Yogyakarta

Must read

YOGYAKARTA – Baru-baru ini, kabar mengenai sebuah wahana baru milik obyek wisata Teras Kaca dengan cepat mencuri perhatian publik. Pasalnya, wahana ini menawarkan pengalaman menikmati kopi yang berbeda dari biasanya, yakni menikmati kopi di atas ketinggian yang mencapai 30 sampai 40 meter di atas tanah. 

Akan tetapi, secepat itu kabarnya menyebar, secepat itu juga wahana ini dikabarkan harus tutup.

Ngopi In The Sky, nama wahana itu. Sesuai namanya, pengunjung akan dibawa menikmati nikmatnya sajian yang disediakan sambil menikmati indahnya pemandangan dari atas awan. 

Baca Juga:

Wahana ini mengandalkan gondola berkaca bening sehingga pengunjung dapat melihat ke luar, dan crane yang biasa ditemukan dalam proyek-proyek bangunan.

Faktor keamanan menjadi masalah utama dibalik penutupannya. Pemda DIY pada Kamis (6/1) secara resmi menutup usaha yang bahkan belum berjalan ini karena dinilai tidak dapat memberikan jaminan keamanan. 

Mengingat crane yang biasa digunakan untuk mengangkut barang, pemda mengkhawatirkan proses berjalannya usaha ini sendiri yang akan mengangkut manusia.

Dilansir dari Detik, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji memuji ide dan kreativitas pengelola. Akan tetapi, ia menyinggung tentang belum adanya bukti keamanan berupa dokumen perizinan sehingga “aman” yang dimaksud oleh pengelola masih diragukan. 

“Informasi yang kami terima, penggunaan crane itu belum ada izin, penggunaannya tidak sesuai dengan spesifikasi barang itu tentu ini juga harus ada yang menjamin keselamatannya. 

Nah itu ya kita hentikan dulu sampai persyaratan-persyaratan terutama sertifikasi keselamatan pengunjung itu terjamin,” kata Aji melalui keterangan tertulis Kamis (6/1).

Sementara itu, pengelola Teras Kaca Nur Nasution meyakini bahwa wahana barunya itu terjamin aman. Pihaknya berencana akan melakukan pengecekan rutin serta memiliki petugas yang seluruhnya ahli di  bidang ini. 

“Kami benar-benar rawat karena berhubungan dengan keselamatan tamu. Kalau perlu sling (baja) saya ganti per tiga bulan, walaupun durasinya tahunan,” ucap Nur.

Ia bahkan menjelaskan beban maksimal setiap sling, serta total beban maksimal yang sangat jauh dari total beban yang akan diangkut dalam setiap pengoperasian wahananya. 

“Satu titik [sling baja] 8 ton, kali 4 jadi 32 ton. Itu dikali 2 lagi, 64 ton. Nah itu maksimal angkat beban, tapi kami pakai gondola cuma 3 ton saja. Sisa banyak,” katanya. 

Selain itu, pengunjung juga diharuskan mengenakan tali pengaman lima lapis selama berada di dalam gondola. Tali itu akan melindungi hampir seluruh bagian tubuh pengunjung dan tidak boleh diutak-atik selain oleh petugas.

Mendengar kabar penutupan wahananya ini, Nur mengaku pasrah. “Kami terima dengan lapang dada, biarlah Ngopi In The Sky ini jadi semacam monumen di Teras Kaca,” katanya, dikutip dari CNN. Kerugian ditaksir mencapai 1 miliar rupiah.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru