YAMAN – Rwabee, sebuah kapal kargo berbendera Uni Emirat Arab (UEA), dikabarkan telah dibajak oleh kelompok militan Houthi Yaman pada Minggu (2/1). Besoknya, hal ini dibenarkan oleh Juru Bicara Militer Houthi Yahia Saree di akun Twitternya.
Ia menulis, “Kapal itu memasuki perairan Yaman tanpa izin di lepas pantai Hodeidah dan melakukan tindakan perlawanan”. Diketahui, kapal itu kemudian disandera di wilayah perairan dekat Hodeidah.
Pihak Houthi mengatakan bahwa kapal tersebut membawa persediaan militer. Hal ini lantas disangkal oleh koalisi yang mengatakan bahwa Kapal Rwabee itu hanya membawa peralatan medis yang akan dibongkar muat di Pulau Socotra.
Mereka mengecam tindakan Houthi yang telah melakukan pembajakan bersenjata terhadap kapal tersebut.
Juru bicara koalisi, Brigjen Turki Al-Maliki, dalam sebuah pernyataan mengancam kelompok militan tersebut untuk segera melepaskan Kapal Rwabee.
“Militan Houthi harus segera melepaskan kapal. Jika tidak, pasukan koalisi akan mengambil semua tindakan dan prosedur yang diperlukan untuk menangani pelanggaran ini, termasuk penggunaan kekuatan,” tulisnya.
Kejadian penahanan kapal ini bukan yang pertama kali bagi koalisi. Pada tahun 2016 lalu, Kapal Emirat SWIFT-1 juga harus menghadapi serangan dari pasukan Houthi.
Kapal itu sebelumnya diketahui berlayar bolak-balik antara pangkalan pasukan Emirat di Eritrea dan Yaman.
Meskipun pemimpin Emirat mengatakan kapal itu membawa bantuan kemanusiaan, pihak PBB menanggapinya dengan “tidak yakin akan kebenarannya”.
Militan Houthi sendiri adalah kelompok pemberontak di Yaman yang telah membuat kekacauan di negara tersebut hingga pada tahun 2014 lalu, ibu kota Sanaa berhasil dikuasai oleh mereka.
Arab Saudi yang dalam hal ini sebagai pemimpin koalisi, berpihak kepada pemerintah Yaman. Hubungan antara Arab Saudi dan Houthi selalu buruk dengan serangan yang terus berbalas dari waktu ke waktu.
Pada tahun 2015, Arab Saudi melakukan intervensi ke negara tersebut dalam rangka mendukung pemerintah Yaman.
Dalam konflik tersebut, mereka meluncurkan ribuan serangan udara ke dalam Yaman, lalu dibalas oleh Houthi yang mengirimkan drone yang menembakkan rudal ke kota-kota di Arab Saudi. Akibatnya, sekitar empat juta orang harus mengungsi.