18.3 C
Indonesia

Fakta-Fakta Omicron, Varian Covid-19 Yang Masuk Indonesia

Must read

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan telah mendeteksi pasien Omicron pertama di Indonesia pada Rabu, 15 Desember 2021 lalu. Terdapat sederet fakta dari varian Omicron atau B.1.1.529 itu.

Pasien pertama tersebut berada di Wisma Atlet di Jakarta. Pasien tersebut merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet, usai melakukan Whole Genome Sequences (WGS) secara rutin.

Sejak November lalu WHO telah mengkonfirmasi varian baru Omicron yang pertama dideteksi di Afrika Selatan. Saat ini WHO melabeli varian tersebut sebagai Varian of Concern atau varian yang menyebabkan peningkatan penularan.

Baca Juga:

Berikut fakta-fakta tentang Omicron yang berhasil masuk ke Indonesia sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia:

1. Asal-usul Omicron

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan varian Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan 9 November lalu, dan menjadikan Omicron pada Variant of Concern(VOC).

VOC artinya adalah varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.

2. Lebih Mudah Menyebar

Menurut CDC Amerika Serikat, varian Omicron kemungkinan akan menyebar lebih mudah daripada virus SarS-CoV-2 sebelumnya. Bukti sejauh ini menunjukkan bahwa Omicron lebih cepat menyebar daripada varian lainnya, bahkan varian Delta.

Bukti paling awal datang dari Afrika Selatan, di mana Omicron berkembang pesat menjadi dominasi di satu provinsi. Di negara lain para peneliti telah mengungkap bahwa kasus Omicron berlipat ganda setiap dua atau tiga hari.

Rentang waktu tersebut dinilai jauh lebih singkat daripada yang dibutuhkan varian Delta untuk berlipat ganda, menurut laporan New York Times.

3. Omicron Bergejala Ringan

Seorang dokter asal Afrika Selatan yang pertama mencurigai gejala Omicron, mengatakan sejauh ini gejala pada Omicron ringan, dan dapat dirawat di rumah.

Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan kepada Reuters bahwa varian Omicron tidak seperti Delta. Sejauh ini pasien belum melaporkan kehilangan penciuman atau rasa dan tidak ada penurunan besar dalam kadar oksigen dengan varian baru.

Omicron telah muncul ketika banyak negara di Eropa sudah berjuang melawan lonjakan infeksi Covid-19, dengan beberapa memberlakukan pembatasan aktivitas sosial untuk mencoba menghentikan penyebaran virus Corona.

WHO hingga saat ini belum jelas mencatat apakah infeksi Omicron menimbulkan gejala lebih parah dibandingkan infeksi dengan varian lain, termasuk Delta.

Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa virus corona (Covid-19) varian Omicron atau yang dikenal sebagai B.1.1.529 kemungkinan besar memiliki kecepatan dalam penularan dan mampu menurunkan kemampuan antibodi dari infeksi alamiah dan vaksinasi.

“Omicron ini studinya masih berjalan. Untuk transmisi penularan, kemungkinan besar dia lebih cepat penularan. Apakah dia bisa escape immunity atau menurunkan kemampuan antibodi dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya? Kemungkinan besar iya,” kata Budi dalam konferensi persnya, Minggu (28/11).

4. Mutasi Lebih Banyak dari Delta

WHO mencatat mutasi Omicron jauh lebih banyak dibanding Delta, bahkan sejumlah penelitian menyebut Omicron memiliki 50 mutasi.

Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan varian-varian yang telah ada sebelumnya.

6. Pemerintah Diminta Pantau WNA

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah memeriksa kembali kedatangan warga negara asing (WNA), terutama berasal dari benua Afrika sebelum 26 November.

Tjandra menilai aturan pembatasan masuk dari negara Afrika yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Imigrasi masih kurang lantaran mengecualikan delegasi G20.

Menurutnya, pemerintah harus menerapkan pemeriksaan secara lebih ketat terhadap seluruh pendatang asing tanpa terkecuali.

7. Satu Kasus Kematian di Inggris

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengonfirmasi kematian satu pasien terinfeksi Covid-19 varian Omicron di Inggris, Senin (13/12). Johnson juga memperingatkan varian ini akan menjadi varian dominan di London pada Selasa (14/12).

Sekretaris Kesehatan Inggris, Sajid Javid mengatakan kenaikan kasus Covid-19 di negara itu 40 persen disebabkan oleh penyebaran varian Omicron.

Pada minggu lalu total infeksi varian Omicron di Inggris mencapai 3.137 kasus. Lonjakan ini membuat pemerintah meningkatkan level waspada Covid-19 ke Level 4 dari Level 3.

Level 4 berarti penularan tinggi dan tekanan terhadap layanan kesehatan sangat meluas dan terus meningkat.

Itulah sederet fakta-fakta terkait Omicron atau B.1.1.529, varian baru Covid-19 yang disebut bermula di Afrika Selatan.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru