MAKASSAR – Kota Makassar kembali menarik perhatian dunia. Dalam perhelatan akbar yang di ikuti oleh seluruh pemimpin dunia yang di adakan di Glasgow Skotlandia, Walikota Makassar Ramdhan Danny Pomanto juga turut hadir dan di daulat menjadi pembicara.
Konferensi iklim terbesar dan terpenting yang kerap di sebut COP26 ini merupakan wadah pertemuan negara-negara yang sepakat untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer untuk mencegah adanya gangguan berbahaya dari aktivitas manusia pada sistem iklim.
Meski hadir secara virtual dalam pertemuan membahas dekarbonisasi untuk penanganan perubahan iklim ini, Danny Pomanto terlihat bersemangat memaparkan beberapa program inisiasinya untuk menciptakan Kota Makassar dengan kualitas rendah karbon.
Bertempat di kediaman pribadinya di Jalan Amirullah Makassar, Kamis (4/11) Danny membeberkan upaya yang telah dilakukan pemerintah kota Makassar agar bisa menjadi kota yang ramah pada lingkungan.
“Sesuai dengan komitmen untuk menjaga kota juga dunia menjadi rendah karbon, di Kota Makassar telah di lakukan pembuatan transportasi publik, car free day, pedestrian untuk para pejalan kaki, juga penanaman pohon untuk penghijauan. Ini semua adalah upaya untuk menurunkan karbon di udara”, jelas Danny.
Menjadi pembicara di sesi pengembangan infrastruktur urban rendah karbon dan pembiayaannya di Indonesia, Danny Pomanto juga tak lupa menyampaikan program kerjanya yang di harapkannya kembali mampu menopang kebutuhan masyarakat.
“Selain beberapa langkah yang sudah kami laksanakan, ke depan ada lagi program yang berbasis masyarakat yaitu kendaraan listrik yang kami beri nama tettere’ dan co’mo. Keduanya ini bisa di manfaatkan masyarakat tapi tetap ramah lingkungan”, jelasnya kemudian.
Selain Danny Pomanto, di tempat tersebut juga hadir Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman dan juga pimpinan perwakilan kota Batam yang juga ikut memberikan paparan tentang kondisi iklim Indonesia dewasa ini.
Usai memanfaatkan waktu berkelakar tentang langkah dan upayanya, Walikota Danny Pomanto akhirnya mendapat respon dan apresiasi oleh Uni Eropa untuk selanjutnya menjadi bahan pertimbangan dunia.