20.4 C
Indonesia

Jelang Usia Ke-60, Guru SD Ini Berhasil Lulus Kuliah

Program sertifikasi guru ala Presiden Joko Widodo berhasil mendorong para guru yang telah berusia lanjut untuk menempuh pendidikan di bangku kuliah hingga lulus

Must read

MEDAN – Program sertifikasi guru besutan Presiden Joko Widodo ternyata membawa angin baru bagi dunia pendidikan Tanah Air.

Kali ini The Editor mengajak Anda ke Hotel Danau Toba melihat kebahagiaan para guru yang menjadi peserta wisuda pada Jumat (22/10) pagi hari. Suasana riang dan gembira terpancar dari wajah mereka. Rata-rata mereka berusia di atas 55 tahun, bahkan tak sedikit yang memasuki usia 59 tahun dan akan pensiun.

Para guru yang mengajar di sekolah dasar (SD) jurusan Agama Katolik ini memang sudah tidak muda lagi, tetapi semangatnya lebih hebat daripada anak muda yang baru lulus sekolah menengah atas (SMA). Penyakit yang diderita para peserta wisuda pun tak menjadi penghalang bagi mereka untuk menamatkan pendidikan tinggi.

Baca Juga:

Nurdiana Br Ginting (59) adalah satu dari sekian puluh guru yang ikut di wisuda hari itu di Hotel Danau Toba. Nurdiana dan teman-temannya ini dinyatakan lulus dari Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura KAM setelah menempuh pendidikan selama 4 tahun.

Sejak Kamis (21/10) sebelumnya Nurdiana sudah berada di Hotel Danau Toba untuk mengikuti geladi resik untuk para wisudawan. Saat ditemui The Editor, ia mengatakan bahwa tidak semua teman-temannya menjadi peserta wisuda karena sebagian di antara mereka berhenti di tengah jalan karena sudah pensiun.

“Ada teman kuliah sesama guru juga yang berhenti di tahun ketiga karena sudah pensiun,” ungkap Nurdiana yang mengajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 046420 di Desa Singa, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatra Utara.

Suka duka para guru lansia ini saat menjalani masa kuliah agar lulus program sertifikasi diungkapkan juga oleh Nurdiana. Dia terus semangat menjalani pendidikan meski pemerintah sudah mengeluarkan pengumuman bahwa dia akan masuk ke masa pensiun di Desember 2021.

“Nanti Desember sudah pensiun,” katanya sembari tertawa.

Meski demikian, lanjutnya, semangat saya dan teman-teman untuk kuliah ternyata tidak padam. Salah satunya Rauli Br Tambunan (59), seorang guru SD yang juga ikut antre wisuda kemarin di Hotel Danau Toba.

Menurut penuturan Nurdiana, Rauli yang tinggal Lubuk Pakam ini harus menempuh perjalanan lebih dari 3 jam dari rumahnya menuju kampus setiap akhir pekan. Belum lagi jam-jam yang harus mereka lalui saat ada kelas yang dibuka secara acak oleh dosen yang membimbing mereka.

“Kakinya sudah sakit karena asam urat,” ungkap Nurdiana.

Waktu 4 tahun menempuh pendidikan di kampus menjadi momen untuk keakraban makin terjalin. Dalam kesehariannya ternyata para mahasiswa yang berasal dari desa-desa di pelosok Sumatera Utara ini berkumpul dan saling menolong saat ada tugas yang tidak bisa mereka mengerti.

Keakraban juga makin terjalin dengan dosen pembimbing mereka yang kebanyakan adalah seorang pastor di gereja. Jadi bila harus mengikuti kuliah selama dua hari berturut-turut maka mereka bersama-sama tinggal di asrama murid yang letaknya tak jauh dari kampus.

“Kadang di rumah belakang dekat kantin. Ada rumah di sana yang tidak ditempati jadi tinggal di sana saja,” katanya sembari tertawa.

Wanita berlesung pipit ini mengungkapkan bahwa momen wisuda tersebut sangat istimewa baginya karena selama 4 tahun banyak sekali yang dia lalui untuk bisa lulus.

Jarak kampus 80 km dari rumah dia tempuh dengan semangat. Bila tengah mendapat jadwal kuliah pukul 10:00 pagi, Nurdiana akan berangkat dari rumah sejak pukul 05:00 pagi.

“Saya naik angkutan umum Damri dari rumah sampai Simpang Deli Tua dan dari sana naik becak ke kampus,” ungkapnya.

Bila harus menginap, lanjutnya, banyak pilihan yang bisa ditempuh. Di antaranya dengan menginap di hotel atau tinggal di rumah penjaga kantin yang terletak di belakang kampus.

“Di mana saja bisa,” katanya sambil tertawa.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru