THE EDITOR – Juru Bicara Project Hope Dr Mithqal Abutaha, sebuah kelompok bantuan yang berbasis di Amerika Serikat sekaligus pengelola Klinik Altayara yang rusak akibat serangan Israel mengatakan bila kejadian fatal tersebut berlangsung sekitar pukul 07.15 waktu setempat.
Kepada BBC dikatakan bila anak-anak dan perempuan memang terlihat menunggu di luar sebelum klinik dibuka pukul 09.00. Mereka antri agar menjadi yang pertama mendapat layanan gizi dan kesehatan lainnya.
Rekaman CCTV memperlihatkan saat serangan udara Israel terjadi, dua pria terlihat berjalan bersisian yang jaraknya tak jauh dari kelompok anak-anak dan perempuan yang duduk di antri menanti klinik buka.
Untuk melihat tayangan video kejadian tersebut, silahkan klik disini: Young children waiting for aid among victims of latest Israeli airstrike in Gaza | ITV News
Beberapa saat kemudian, terjadi ledakan di samping pria tersebut dan udara langsung dipenuhi debu dan asap.
Video grafis juga menunjukkan kejadian setelah serangan terjadi dimana anak-anak dan orang dewasa terlihat tergeletak di tanah dalam kondisi terluka parah dan sebagian lainnya tewas.
“Tolong panggil ambulans untuk putri saya,” teriak seorang wanita sambil memegang seorang anak kecil di dekatnya.
Sayangnya, pertolongan sudah terlambat.
Dr. Abutaha mengatakan setidaknya 16 orang tewas dalam serangan tersebut. 10 diantaranya adalah anak-anak dan tiga lainnya adalah perempuan.
APA JAWABAN ISRAEL?
Pihak militer Israel mengatakan bula mereka menargetkan teroris Hamas dan turut menyesal atas kerugian yang dialami oleh individu yang tidak terlibat dalam konflik ini.
Israel mengaku tengah meninjau insiden tersebut.
Project Hope mengatakan bila serangan Israel tersebut merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional. Dengan tegas dikatakan bila kejadian tersebut menjadi pengingat yang gamblang bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza.
Dr. Abutaha mengatakan bila kejadian tersebut sangat menyakitkan ketika orang-orang yang terbunuh oleh serangan Israel adalah manusia yang memperjuangkan hak asasinya sendiri.
Ia mempertanyakan pernyataan militer Israel atas seragam tersebut. Sekaligus juga menuntut sikap penyesalan dari Israel bahwa mereka serangan mereka tidak dapat mengembalikan nyawa anak-anak dan perempuan yang tewas agar hidup kembali.
Dengan tegas Ia katakan bila klinik yang Ia jalankan adalah fasilitas kemanusiaan yang bebas konflik serta diakui oleh PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa), dan tidak seharusnya ada tindakan militer di sekitar area tersebut.
Dr. Abutaha mengatakan bila Project Hope memperhatikan malnutrisi yang terus meningkat di Gaza dan kasusnya mulai mengkhawatirkan di kalangan orang dewasa.
Kasus malnutrisi ini sebelumnya belum pernah mereka amati di Gaza.

(Nomor 3 dari kiri) Iman Al-Nouri, Ibu Asal Gaza harus menahan pedih karena 2 anaknya tewas dalam serangan udara Israel sementara satu lainnya masih dirawat secara intensif di rumah sakit karena pendarahan dan kehilangan satu matanya (FOTO: David Gritten/BBC/THE EDITOR)
Sejauh ini, Project Hope mengizinkan bantuan masuk ke gaza berupa truk dari PBB, Israel dan Amerika Serikat. Tugas mereka membangun sistem distribusi yang dijalankan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF).
Bantuan ini diberikan karena mereka, Israel tidak ingin bantuan yang tersedia tidak dicuri oleh Hamas.
Namun, saat bantuan tersebut masuk yang terjadi justru hampir setiap hari ada laporan orang-orang yang terbunuh oleh tembakan Israel saat masyarakat Gaza mencari makan.
Pada Jumat kemarin, Kantor Hak Azasi Manusia PBB mengabarkan bila 798 pembunuhan telah terjadi, dimana 615 diantaranya berada di lokasi GHF berada.
Di lokasi tersebut dikabarkan bantuan dioperasikan oleh kontraktor keamanan swasta Amerika Serikat dan terletak di dalam zona militer di Gaza Tengah dan Selatan.
Sementara itu 183 pembunuhan lainnya terjadi di dekat konvoi PBB dan konvoi bantuan lainnya.
ISRAEL AKUI ADA INSIDEN
Militer israel akui ada insiden yang mengakibatkan warga sipil terluka dan akan berupaya meminimalisir kemungkinan terjadinya gesekan antara penduduk dan pasukan Israel semaksimal mungkin.
GHF menuduh PBB menggunakan data statistik palsu dan penyesatan data dikeluarkan oleh pihak Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas.
Dr. Abutaha mendesak Israel segera mengizinkan akses makanan, obat-obatan dan bahan bakar segera masuk ke gaza agar kebutuhan dasar setiap orang terpenuhi sehingga masyarakat dapat menjalani kehidupan yang bermartabat.
Ia mengaku juga khawatir masyarakat diberi harapan palsu tentang kemungkinan kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel akan terjadi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis bahwa kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari dan pembebasan 28 sandera mungkin hanya tinggal beberapa hari lagi.
Namun, para pejabat Palestina mengatakan pada Jumat malam bahwa perundingan tidak langsung di Qatar berada di ambang kegagalan karena masih terdapat kesenjangan yang signifikan pada isu-isu seperti penarikan pasukan Israel dan penolakan Hamas terhadap rencana Israel untuk memindahkan seluruh penduduk Gaza ke sebuah kamp di Rafah.