THE EDITOR – Tidak 1.071 ton saja seperti yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), nyatanya, 2.345 wortel impor telah membanjiri pasar-pasar tradisional Indonesia selama periode Juni, Juli dan Agustus 2024 kemarin. Akibatnya, harga wortel di Kabupaten Karo, Sumatera Utara jatuh hingga ke angka Rp500 per kg.
Data ini diketahui saat terjadi pertemuan antara Asosiasi Petani Wortel Karo yang dihadiri oleh Deputi III (Kantor Staf Presiden), Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian pada tanggal 7 Agustus 2024.
“Informasi dari Kemendag terdapat PI (persetujuan impor) untuk wortel sebesar 2.345 ton asal dari China dengan tujuan Pelabuhan Tanjung Perak,” kata staf kementerian yang tidak ingi disebutkan namanya kepada The Editor pada Jumat (11/10/2024).
Saat itu, lanjutnya, Kemendag berdalih bahwa impor yang mereka keluarkan hanya sedikit yaitu, 0,3% saja dibandingkan dengan produksi nasional yang telah mencapai 668 ribu ton setahun.
Kata staf ini, Kemendag mengaku prosedur perijinan telah sesuai Permendag nomor 8 sehingga tidak memerlukan dokumen RIPH (Rekomendasi Impor produk Hortikultura) yang seharusnya dikeluarkan oleh kementerian pertanian.
SAAT SWASEMBADA, JUSTRU ADA PERUSAHAAN YANG DAPAT IZIN IMPOR WORTEL HINGGA TAHUN 2029
Dari rapat tertutup tersebut jua diketahui bila salah satu perusahaan bernama PT Sinar Harapan Baru yang berada di Karawang Timur mendapat perhatian yang sangat istimewa dari pemerintah.
Pasalnya, di tengah swasembada wortel di dalam negeri, ternyata PT Sinar Harapan Baru dilaporkan memiliki izin impor wortel yang berlaku bahkan hingga tahun 2029 mendatang.
“Asosiasi petani wortel karo saat itu meminta agar kebijakan perijinan terkait impor wortel untuk dihentikan,” jelasnya.
APA AKIBAT DARI IMPOR ILEGAL INI?
Akibat munculnya wortel impor ilegal ini, harga wortel di Kabupaten Karo, Sumatera Utara turun drastis karena pasar-pasar di kota Surabaya, Jawa Timur yang jadi sentra penjualan komoditi ini dibanjiri oleh wortel impor asal China.
“Akan tetapi sejak bulan Juni produk wortel dari Karo tidak diserap oleh pasar Surabaya akibat adanya impor,” ungkapnya.
Kementerian pertanian kabarnya menegur kementerian perdagangan karena kebijakan impor tersebut karena Indonesia sebelumnya tidak pernah mengimpor wortel.
Saat rapat, kata staf tersebut, kementerian pertanian mencecar kementerian perdagangan tentang alasan mengapa harus mengimpor wortel.
“Alasannya tidak tahu, beberapa tahun kita tidak pernah impor wortel,” bebernya.