BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, atau yang biasa disapa sebagai Kang Emil, merespons tegas ucapan wakilnya, Uu Ruzhanul Ulum, yang mengusulkan agar para suami berpoligami demi mencegah meningkatnya penularan HIV/AIDS.
Dalam unggahan Instagram pada hari Selasa (30/8), Kang Emil menyatakan sikap tidak setujunya pada pendapat Uu.
“Dan pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi [pencegahan HIV/AIDS], saya pribadi tidak sependapat.,” tulisnya.
Seperti yang diketahui, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung mencatat ada 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991–2021.
Berita tersebut tentu menghebohkan masyarakat dan membuat banyak orang khawatir tentang masa depan mereka.
Dari jumlah tersebut, disebutkan bahwa 11 persen di antaranya adalah ibu rumah tangga (IRT).
Dilansir dari Kompas, satu pemicunya adalah kebiasaan para suami yang melakukan hubungan seks dengan pekerja seks tanpa menggunakan pengaman.
Maka dari itu, Uu mengusulkan agar para suami berpoligami demi menekan laju penularan HIV/AIDS.
“Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena (HIV/AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami,” kata Uu dalam keterangan tertulisnya.
Uu juga menyarankan anak muda yang sudah tidak kuat menahan hasrat seksualnya untuk segera menikah.
Kang Emil, dalam unggahan yang sama, juga memaparkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat saat ini berfokus ada 8 kegiatan yang sudah dilakukan dalam upaya penanggulangan HIV, AIDS, dan IMS (infeksi menular seksual).
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
- Melakukan skrining dini tes HIV pada Populasi Kunci, Ibu Hamil Pasien TB, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di layanan maupun secara mobile.
- Melakukan perluasan layanan konseling tes HIV, layanan perawatan dukungan, dan pengobatan.
- Melakukan peningkatan kapasitas petugas puskesmas dalam pengembangan layanan Test and Treat.
- Melakukan evaluasi triple eliminasi dengan sasaran ibu hamil yang dites HIV, sifilis, dan hepatitis untuk eliminasi pada bayi lahir dari ibu positif HIV, sifilis, dan hepatitis.
- Melakukan pemantauan desentralisasi obat ARV di 27 kabupaten/kota.
- Melakukan pemeriksaan viraload bagi ODHA untuk melihat evaluasi penggunaan ARV pada ODHA.
- Melakukan pertemuan terkait kolaborasi TB HIV.
- Melakukan kegiatan Pemetaan Populasi Kunci untuk mendapatkan gambaran Estimasi Populasi Kunci.