26.1 C
Indonesia

Hati-Hati Tukang Copet Perempuan di Eropa

Must read

ITALIA – “Attenzione, pickpocket!” demikian seruan yang belakangan ini banyak digunakan dalam video-video di media sosial. Dan Tukang copetnya kebanyakan adalah perempuan.

Seruan itu berasal dari seorang wanita asal Venesia, Italia, yang mendedikasikan waktu luangnya untuk memperingatkan para turis akan kehadiran pencopet (pickpocket) di dekat mereka.

Dalam melakukan hal tersebut, ia akan berteriak dengan lantang ketika melihat pencopet yang tengah beraksi di tengah-tengah kerumunan turis.

Baca Juga:

Teriakannya akan dengan cepat menarik perhatian para turis sekaligus pencopet yang sedang beraksi–mereka akan berlari ketakutan tak lama kemudian.

Melansir Insider, Monica Poli (57) telah memperingatkan turis akan pencopet di sekitar mereka setidaknya sejak 30 tahun lalu.

Saat itu adalah kali pertama kelompok relawannya–yang tertua di Italia–menangkap pencopet pertama mereka.

Puluhan tahun berlalu, Poli dan kelompoknya makin mahir ‘menangkap’ pencopet. Dan dengan memanfaatkan media sosial, mereka secara tidak langsung juga memperingatkan calon wisatawan yang akan berkunjung ke Italia.

“Kami ingin melindungi semua turis dan memberi tahu mereka apa yang terjadi di Italia,” katanya dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post.

Dalam video-videonya, Poli terdengar berteriak “Attenzione, pickpocket!” sambil menyorotkan kameranya ke arah para pencopet.

Kebanyakan dari pencopet tersebut adalah perempuan, beraksi dalam kelompok, dan terlihat seperti turis pada umumnya.

Faktor ketiga adalah yang mungkin membuat para turis tidak langsung sadar akan keberadaan mereka.

“Jika Anda kecopetan dan tidak langsung [melapor] ke polisi, pencuri tersebut akan tetap bebas,” kata Poli.

Sementara itu, kepada New York Times, ia mengaku tidak takut salah memanggil orang yang bukan pencopet.

Dengan ‘pengalamannya’ selama ini, ia dapat dengan mudah mengetahui mana yang pencopet dan mana yang bukan.

“Saya memiliki sesuatu dalam diri saya dan saya seketika menyadari [mereka],” katanya.

Meskipun begitu, hal itu tidak berarti apa yang dilakukannya mudah dan selalu berhasil. Ia bahkan pernah diserang oleh sekelompok pencopet karena kegiatannya.

“Empat perempuan melawan saya, dan orang-orang berhenti untuk menyaksikannya. Saya sendirian,” kenangnya, menambahkan bahwa tidak ada yang menolongnya.

“Itu sangat buruk. Saya mengenakan ban leher selama 20 hari,” tambahnya.

Tidak hanya itu. Dengan semakin terkenalnya Poli, ia kerap diacungi jari tengah dan dirinya dipotret oleh para pencopet laki-laki.

Sementara itu, pencopet perempuan melarikan diri, membuat wanita itu berpikir bahwa mereka menduga dirinya gila.

Akan tetapi, meskipun telah melewati banyak hal, ia mengaku tidak akan berhenti dari tugasnya yang satu ini.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru