ITALIA – Venesia akan mencoba menerapkan biaya masuk pada musim panas ini dalam upaya untuk mengurangi kepadatan penduduk di pusat bersejarah itu. Mulai bulan Juni nanti, wisatawan harian harus membayar hingga €10 (sekitar Rp155 ribu) untuk memasuki kota kanal ini.
Langkah ini akan diuji untuk periode enam bulan dengan maksud untuk membawa biaya secara permanen mulai tahun 2023.
Dengan Venesia yang saat ini dipenuhi oleh turis yang berbondong-bondong melihat pameran seni Biennale yang terkenal, berikut adalah beberapa tempat alternatif yang jauh dari keramaian.
Bar dan restoran di Venesia untuk makan dan minum seperti orang lokal
Beberapa tempat terbaik untuk makanan dan minuman tradisional yang murah adalah bacari di Venesia. Tempat ini berbentuk bar atau restoran informal yang menyajikan anggur, spritz yang ada di mana-mana, dan makanan porsi kecil.
Kawasan Campo Santa Margherita memiliki alun-alun besar tempat anak-anak bermain sepulang sekolah dan bar yang tempat duduknya mulai terisi sekitar pukul 6 sore.
Di jalan-jalan sempit di sekitar Pasar Rialto juga terdapat beberapa bacari yang nyaman seperti Cantina do Mori, Cantina do Spade, dan Bar All’Arco.
Sebagai alternatif Aperol, spritz dengan Select juga dapat dicoba–minuman pahit yang berasal dari kota Venesia.
Aneka ikan goreng atau potongan kecil roti dengan berbagai topping mulai dari daging dingin hingga sarde in saor dapat menjadi pelengkap. Selain itu, hidangan tradisional sarden goreng dengan saus bawang asam manis juga siap memberikan kejutan.
Melihat seni Venesia di luar jalur
Selain paviliun Venice Biennale, kota ini juga dibumbui dengan mahakarya artistik permanen yang hanya sedikit dikunjungi oleh pengunjung.
Bangunan sesederhana gereja yang tersebar di seluruh kota pun memiliki sesuatu yang patut diperhatikan.
Di dalam San Pantalon di daerah Dorsoduro, pengunjung dapat menatap ke atas ke salah satu lukisan langit-langit terbesar di dunia. Sementara itu, Gereja San Sebastiano dipagari dengan lukisan-lukisan monumental karya master Venetian Mannerist Veronese.
San Zaccaria menampung mahakarya seniman Renaisans yang hebat Giovanni Bellini, sedangkan Chiesa dei Carmini memajang lukisan karya para master termasuk Tintoretto, Lorenzo Lotto, dan Cima da Conegliano.
Beberapa dari gereja-gereja ini bebas untuk masuk sementara yang lain mengenakan sedikit biaya.
Menghindari keramaian dengan pergi ke laguna
Orang Venesia sendiri sering “melarikan diri” dari invasi pengunjung setiap hari dengan berlayar ke perairan laguna yang tenang.
Berjarak sekitar 45 menit dari Venesia dengan bus air, rumah-rumah berwarna cerah di Burano menjadi daya tarik bagi para Instagrammer.
Selagi sebagian besar rumah tetap berada di kanal utama, kegiatan menyusuri belokan di sisi jalan dapat menghadirkan perasaan kagum terhadap rumah-rumah bernuansa pelangi.
Sant’Erasmo adalah pulau terbesar di laguna namun hanya diisi oleh sedikit penduduk serta kebun sayur dan pertanian kecil.
Oleh karena itu, kawasan ini adalah tempat yang damai untuk berjalan di antara tanaman hijau dan berhenti untuk mencicipi anggur Orto di Venezia yang diproduksi secara lokal.
Menginap untuk menikmati Venesia bersama penduduknya
Sepanjang Paskah tahun ini, lebih dari 125.000 pengunjung berbondong-bondong ke kota dalam 24 jam–jumlah yang lebih dari dua kali lipat populasi penduduk.
Salah satu cara termudah untuk menghindari keramaian dan mengurangi tekanan di kota adalah dengan menghindari para daytrippers dan tidur di pusat kota selama satu atau dua malam.
Sumber: euronews.travel