21.7 C
Indonesia

Upaya Penyelamatan Lumba-Lumba Sungai Merah Muda Yang Kehilangan Akses Ke Habitatnya Usai Melahirkan

Must read

BOLIVIA – Menggunakan perahu dan pesawat tak berawak, satu tim penyelamat menghabiskan waktu selama tiga hari penuh pada pekan lalu di hamparan hutan hujan Amazon Bolivia yang rimbun.

Kehadiran mereka di sana tidak lain adalah untuk menemukan sepasang lumba-lumba sungai merah muda (Inia boliviensis) yang dilaporkan terperangkap.

Spesies tersebut berstatus terancam punah akibat perambahan terus-menerus di sepanjang saluran air yang menjadi rumah bagi mereka.

Baca Juga:

Menurut Claudia Venegas, seorang ahli biologi dengan program penyelamatan, kedua lumba-lumba itu ditemukan mendekam di kolam air tenang yang terputus dari Rio Grande Amazon Bolivia setelah mereka berenang ke daratan dan saluran utama terputus.

Ia menjelaskan bahwa banyak lumba-lumba merah muda kehilangan akses ke sungai karena naluri reproduksi mereka.

“Ketika betina pergi untuk melahirkan, mereka mencari tempat yang lebih tenang sehingga mereka meninggalkan sungai untuk mencari perairan yang lebih tenang,” kata Venegas.

Tidak selalu sendirian, beberapa betina lain biasanya akan sering bergabung dengan induk baru itu untuk membantu membesarkan anaknya dan mengajari mereka mencari makan.

Selama belasan tahun terakhir, jumlah lumba-lumba sungai merah muda yang terperangkap dan telah diselamatkan telah mencapai hampir 60 ekor, tambahnya.

Sebagai informasi, warna kemerahan yang tampak di penampilan lumba-lumba itu disebabkan oleh pembuluh darah yang dekat dengan kulit mereka.

Meskipun begitu, ada juga beberapa spesimen yang berwarna biru atau bahkan putih.

Sementara para ilmuwan mendokumentasikan hanya ada segelintir spesies lumba-lumba air tawar, lumba-lumba sungai merah muda adalah yang terbesar.

Mereka bisa tumbuh hingga sembilan kaki (2,7 meter) dan memiliki berat sekitar 300 pon (136 kg).

Diyakini sebagai makhluk setengah dewata oleh beberapa kelompok pribumi, lumba-lumba sungai merah muda menggunakan ekolokasi untuk menavigasi saluran air yang sering keruh.

Akan tetapi, para peneliti berpendapat bahwa populasi mereka telah turun tajam seiring dengan deforestasi yang terus terjadi.

Sharon Deem, anggota lain dari program penyelamatan yang sama, mengatakan kepada Reuters bahwa upaya untuk melestarikan spesies memiliki tujuan ekologi yang lebih besar.

“Itu benar-benar salah satu keindahan proyek ini sekarang,” katanya.

Ia menekankan bahwa upaya untuk mempelajari dan melindungi “makhluk ajaib ini” dapat meningkatkan kelestarian lingkungan untuk semua spesies, termasuk manusia.

 

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru