21.3 C
Indonesia

Uni Emirat Arab Akan Beli Pesawat L15 Cina Untuk Hadapi Yaman, Amerika Serikat Khawatir

Must read

Uni Emirat Arab – Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan pihaknya berencana membeli selusin pesawat L15 Cina dalam rangka meningkatkan pertahanannya setelah mendapatkan serangkaian serangan oleh pemberontak Yaman.

Kantor berita Emirati WAM melaporkan pada Rabu (23/2) bahwa kementerian pertahanan UEA mengatakan pihaknya bermaksud untuk menandatangani kontrak dengan China National Aero-Technology Import & Export Corporation (CATIC) untuk membeli 12 pesawat pelatihan dan tempur ringan L15.

Pembelian tersebut disertai dengan opsi untuk 36 jet tambahan dari jenis yang sama.

Baca Juga:

“Kami telah mencapai tahap akhir dalam pembicaraan kami dengan pihak Cina. Kontrak akhir akan segera ditandatangani,” kata Tareq Al-Hosani selaku CEO Dewan Ekonomi Tawazun, otoritas akuisisi pertahanan dan keamanan Emirates.

Meskipun begitu, nilai kesepakatan tersebut tidak diungkapkan.

WAM mengungkap bahwa Tawazun berusaha untuk “mengembangkan kemampuan pertahanan UEA dan untuk mencapai prioritas strategisnya”.

Desember lalu, UEA mengancam untuk membatalkan pembelian besar-besaran jet tempur F-35 milik Amerika Serikat sebagai bentuk protes atas kondisi yang ketat di tengah kekhawatiran Washington tentang China.

Perlu diketahui, sebagian besar angkatan udara UEA mengoperasikan F-16 buatan Amerika dan pesawat tempur Mirage buatan Prancis. Mereka juga memesan jet Rafale dari Prancis tahun lalu.

Kesepakatan senjata senilai 23 miliar dolar Amerika (sekitar 330 triliun rupiah) antara Amerika Serikat dan UEA yang mencakup jet tempur F-35 tersebut hingga kini belum terselesaikan.

Anggota parlemen dari Partai Demokrat Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak berhasil menghentikan penjualan tersebut.

Sebagian dari mereka menekankan pada peran negara Teluk dalam perang Yaman.

Para pejabat Amerika Serikat juga semakin khawatir dengan keterlibatan Cina dengan sekutunya tersebut.

Akan tetapi, UEA terus menggelontorkan uang ke pesawat tak berawak, robot, dan persenjataan tak berawak lainnya karena perang otonom menjadi semakin luas–termasuk dalam serangan terhadap negara Teluk oleh pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran.

Negara Teluk yang kaya adalah bagian dari koalisi pimpinan Saudi yang telah memerangi Houthi sejak 2015.

Meskipun menarik pasukan darat pada 2019, ia tetap menjadi pemain kunci dalam konflik yang menggila.

Pada 17 Januari lalu, serangan drone dan rudal oleh Houthi menewaskan tiga pekerja minyak di Abu Dhabi. Ketiganya menjadi korban pertama dalam sejumlah serangan serupa di UEA.

Sementara itu, Amerika Serikat telah mengerahkan kapal perang dan pesawat tempur untuk membantu melindungi UEA.

 

Sumber: Al Jazeera

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru