BOGOR – “Dulu sampah, sekarang rupiah!”
Kalimat itu diserukan dengan penuh semangat oleh para nasabah dan pengurus Bank Sampah (BS) Lestari 4, serta para pejabat setempat, dalam salah satu sesi acara yang digelar pada Jumat (26/1).
Bukan sembarang acara, tentunya. Beroperasi di RT4/RW17 Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, BS Lestari 4 merayakan ulang tahun yang ketiga Jumat ini.
“Penimbangan (sampah, Red). Setelah ini ada senam dan bagi-bagi doorprize,” tutur Ketua BS Lestari 4 Linda Sari kepada The Editor mengenai agenda ulang tahun unit BS yang dipimpinnya kali ini.

Cuaca yang lumayan tidak menentu, terkadang panas cerah lalu disusul langit yang sedikit gelap, tampaknya tidak melunturkan semangat para pengurus dan nasabah sedikit pun.
Para nasabah yang datang lebih awal berkesempatan mendapatkan doorprize. Akan tetapi, pengurus memastikan semua yang menyerahkan sampahnya hari ini mendapatkan suvenir.
Tak lupa, ada juga pembagian hadiah untuk yang selama ini menjadi nasabah terajin, terapih dalam menyerahkan sampahnya, membawa sampah terbanyak, dan yang berasal dari daerah terjauh.
Dengan kecekatan para pengurus, kesabaran para nasabah, dan semangat seluruhnya dalam membersihkan lingkungan dari sampah, acara ulang tahun ini berjalan dengan lancar.
Kepada The Editor, Linda bercerita bahwa semua ini berawal dari kesadaran akan ketiadaan bank sampah di lingkungan yang sebetulnya bisa sangat membantu dalam mengatasi masalah sampah.
Hal itu pun membawanya dan empat orang lainnya ke Kampung Utan, Cipayung, Depok, untuk mencari tahu cara membagun bank sampah.
“Berlima belajar di sana, dilatih Bu Lina Tape Uli–Tangan Peduli Lingkungan. Seminggu setelahnya, langsung urus izin ke Pak RT, Pak RW,” jelasnya.
“Lalu sebat formulir ke warga, yang mau ikut bank sampah pendaftarannya lima ribu (rupiah, Red),” tambahnya.

Sejak pertama berdiri hingga saat ini, jumlah nasabah BS Lestari 4 terus mengalami perubahan.
Dari semula 22 orang pada pembukaan, menjadi 60 orang pada ulang tahun pertama, menurun jadi 50 orang pada ulang tahun kedua, dan tercatat sebanyak 65 orang pada tahun ketiga ini.
Linda menyampaikan bahwa bank sampah pimpinannya menerima siapa saja yang ingin menjadi nasabah. Calon nasabah, katanya, tidak harus warga RT4/RW17.
“Ada juga satu (nasabah) yang dari Kampung Utan. Menang nominasi terjauh,” katanya.
Mengenai sampah yang diangkut, dijelaskan bahwa umumnya, dalam sekali pengangkutan, BS Lestari bisa mendapatkan 150 hingga 300 kilogram sampah.
Sampah-sampah itu kemudian dibawa ke bank sampah induk Depok Hijau di kawasan Pondok Rajeg, Depok, sebelum nantinya akan dijual ke pabrik untuk didaur ulang.
Adapun sampah yang bisa diserahkan nasabah ke BS Lestari 4 adalah sampah anorganik, mulai dari botol, gelas, kaleng softdrink, kardus, alumunium, hingga minyak jelantah.
Masing-masing sampah itu memiliki harga yang berbeda-beda, yang akan diakumulasikan dalam tabungan nasabah dan dapat ditarik pada masa pencairan.
“Pencairannya, karena kalau tiga bulan sekali masih terlalu sedikit, kita cairkan satu tahun sekali, sebelum Ramadhan,” kata Linda.

Selama tiga tahun ini berjalan, ia mengaku BS Lestari 4 telah menggerakkan masyarakat–khususnya para ibu–dalam banyak hal.
Mulai dari memilah-milih sampah untuk bank sampah, mengadakan Jumat Berkah satu bulan sekali, aktif berpartisipasi dalam agenda Sapu Bersih satu minggu sekali, bersedekah minyak jelantah setiap Jumat, dan berbagai kegiatan sosial lainnya.
Oleh karena itu, ke depannya, Linda berharap BS Lestari 4 dapat semakin kompak dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
“Karena dengan semakin sehat lingkungannya, semakin sehat warganya,” pungkasnya.
Untuk mengenal Bank Sampah Lestari 4 lebih lanjut, Anda bisa melihat kegiatan mereka di grup publik Facebook ini.