YOGYAKARTA – Dari tangan ibu-ibu warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, berbagai kerajinan gerabah berhias motif batik yang dilukis sendiri lahir dengan cantiknya.
Kerajinan itu memiliki bentuk yang bermacam-macam, mulai dari nampan bundar ukuran sedang sampai cangkir berukuran mini.
Rizky Craft, nama usaha tersebut. Dimiliki oleh seorang warga Yogyakarta bernama Rizky Juniyanto, usaha ini semakin kebanjiran pesanan setelah mengikuti Lapak Ganjar beberapa waktu lalu.
Lapak Ganjar sendiri adalah ajang promosi UMKM dengan menggunakan fitur Instagram Story di akun Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Rizky mengaku, bahwa usaha ini awalnya hanya dilakukan oleh ia dan ibunya.
Akan tetapi, karena banyaknya pesanan yang masuk setelah keikutsertaannya dalam Lapak Ganjar, ia mengajak ibu-ibu di sekitar rumahnya untuk membantunya memproduksi gerabah.
“Ada sekitar tujuh sampai sepuluh (ibu) yang membantu membatik di sini. Ya awalnya hanya saya sama ibu saya, tapi karena permintaan bertambah (setelah ikut Lapak Ganjar), akhirnya menambah orang untuk berproduksi,” paparnya.
Usaha gerabah bukanlah usaha pertama yang ia lakukan. Setelah lulus dari SMK beberapa tahun lalu, ia sempat membuka angkringan di Kabupaten Cilacap.
Satu tahun berlalu, pada 2018, Rizky memutuskan untuk menghentikan usaha angkringannya dan beralih ke industri gerabah.
“Awalnya hanya jasa membatik gerabah. Karena lama-kelamaan permintaan makin banyak, akhirnya saya mencoba memproduksi sendiri,” tuturnya.
Perlahan namun pasti, usaha Rizky membuahkan hasil. Bahkan, usahanya semakin ramai pada masa pandemi sekarang ini.
“Ingin lebih dikenal lagi, saya ikut Lapak Ganjar,” imbuhnya.
Keputusannya tersebut juga tidak sia-sia. Jumlah followers akun usahanya meningkat dan ia kerap mendapatkan direct message berisi pesanan gerabah.
Pesanan tersebut datang dari berbagai daerah seperti Semarang, Pekalongan, dan Surabaya.
Untuk memenuhi pesanan itu, Rizky memberdayakan ibu-ibu di sekitar rumahnya. Mayoritas dari mereka adalah ibu rumah tangga.
“Saya ajari mereka membatik, dan sekarang sudah bisa. Saya tidak menyebut karyawan, ya lebih etis membantu produksi,” tandasnya.