22.9 C
Indonesia

Temukan Bangkai Paus Terdampar, Warga Desa Wadu Maddi NTT Gelar Ritual Adat

Must read

SABU RAIJUA – Seorang warga Desa Wadu Maddi, Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, pada hari Jumat (8/4) menemukan bangkai paus sperma berjenis kelamin perempuan yang terdampar di pantai.

Warga itu bernama Natam Rohi Rabe. Ia menemukan bangkai hewan malang itu sekitar pukul 05.00 WITA sebelum melaporkannya ke kepala desa.

Dari kepala desa, kabar itu dengan cepat tersebar ke jajaran Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua lainnya sehingga penyelidikan dapat dengan cepat dilakukan.

Baca Juga:

Tim gabungan yang terdiri dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sabu Raijua, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sabu Raijua, Dinas Pertanian Sabu Raijua (Dokter hewan), Camat Hawu Mehara, Polsek Hawu Mehara, hingga masyarakat Desa Wadu Maddi sendiri turun untuk mengidentifikasi bangkai yang sudah membusuk dan mengeluarkan bau tersebut.

“Menurut dokter hewan dari Dinas Pertanian, paus diduga sudah mati selama satu minggu. Untuk bobotnya perkiraannya sekitar 3 ton,” ujar Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi, Jumat malam, dikutip dari Kompas.

Mengenai fisik paus, hewan mamalia itu diketahui memiliki panjang tubuh yang mencapai 12,65 meter dengan lingkar dada 8,30 meter.

“Saat ditemukan di Pantai Desa Wadu Maddi, kondisi paus itu berada di level 3-4, atau kondisi mati dan mulai membusuk,” imbuhnya.

Tokoh adat perempuan Desa Wadu Maddi, Kecamatan Hawu Mehara, Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur memimpin ritual adat penguburan bangkai paus sperma. (Foto: BKKPN Kupang/THE EDITOR)

Dilansir dari Media Indonesia, sebelum upaya penguburan dilakukan, sejumlah warga desa terlebih dulu melakukan ritual adat sebagai penghormatan pada sang paus.

Ritual itu dipimpin oleh seorang pemimpin adat perempuan pada hari ini, Sabtu (9/4).

Menurut Imam, warga setempat percaya bahwa mereka memiliki ikatan kekerabatan dengan paus tersebut.

Mereka percaya bahwa leluhur warga desa pernah ditolong oleh paus jenis sperma saat mengalami musibah di laut hingga akhirnya selamat.

“Tokoh adat menyampaikan bahwa saat paus dikubur, posisi kepala mengarah ke laut dan ekor mengarah ke darat,” imbuhnya.

Adapun proses penguburan dilakukan dengan menggunakan excavator. Berat bangkai paus tersebut dikatakan mencapai tiga ton.

Warga Desa Wadu Maddi kemudian diminta untuk tidak menggali kuburan. Bahkan, pemerintah setempat berencana untuk membuat museum yang dibangun dari kerangka mamalia laut yang pernah terdampar di sana.

Wilayah pantai Pulau Sabu yang menghadap ke Samudera Hindia itu memang dikenal sering menjadi tempat terdamparnya mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru