23.6 C
Indonesia

Tahanan Ini Hentikan Aksi Mogok Makannya Setelah Dijanjikan Bebas Oleh Israel

Must read

PALESTINA – Hisham Abu Hawwash, seorang pria Palestina berusia 40 tahun, mengakhiri aksi mogok makannya setelah dijanjikan bebas oleh Israel. Kebebasan atas masa penahanan administratifnya itu akan didapatkan pada 26 Februari mendatang.

Hawwash hanyalah satu dari sekian banyak warga Palestina yang harus menjalani penahanan administratif tanpa mengetahui kesalahan mereka.

Peraturan Israel yang satu itu mengundang kontroversi, karena menjadikan seseorang sebagai tahanan tanpa menyebutkan dakwaan, tanpa melalui proses pengadilan, serta tanpa adanya batasan waktu tertentu.

Baca Juga:

Mereka ditangkap karena “bukti rahasia” yang bahkan tidak diketahui oleh mereka sendiri.

Aksi mogok makan ini adalah bentuk protes para tahanan atas peraturan tersebut. Mereka menolak makanan serta minuman selama berhari-hari selama ditahan, atau bahkan sampai berbulan-bulan. Hawwash sendiri benar-benar menjalankan aksinya selama 140 hari sebelum akhirnya dijanjikan kebebasan. Kabar ini dikonfirmasi oleh pengacaranya, Jawad Boulos pada Selasa (4/1).

Akibat aksi mogok makan ini, tidak sedikit tahanan yang harus dilarikan ke rumah sakit. Hawwash pun sama. Bulan lalu, beberapa media lokal mengabarkan bahwa ayah bagi lima orang anak itu harus dilarikan ke rumah sakit dan sempat mengalami koma, kehilangan penglihatan, serta tidak bisa berbicara. Kelompok milisi Islam Jihad sempat mengancam Israel jika Hawwash meninggal karenanya.

Kabar pembebasan Hawwash disambut baik oleh berbagai pihak. Juru Bicara Hamas Abdel Latif al-Qanou menyebut bahwa Hawwash telah meraih kemenangan baru. Kabar ini dinilainya “mengonfirmasi rakyat dan tahanan kami memiliki kemampuan untuk memenangkan setiap perjuangan melawan pendudukan”.

Sementara itu, salah satu aktivis Addameer, Milena Ansari menyebut ini adalah sebuah kabar gembira, meskipun masih merupakan bentuk ketidakadilan karena tidak langsung dibebaskan. Addameer sendiri adalah sebuah organisasi yang memperjuangkan hak asasi para tahanan.

Juru Bicara PBB Stephane Dujarric juga menilai langkah ini dengan positif. “Kami selalu menegaskan para tahanan harus diadili dengan proses hukum atau dibebaskan,” katanya.

Langkah ini mungkin akan membuka jalan untuk pembebasan bagi 500 tahanan administratif lainnya yang tersebar di seluruh penjara Israel. Angka itu diperoleh dari laporan milik Addameer.

Di bawah penahanan administratif, yang jarang digunakan terhadap orang Yahudi, tersangka dapat ditahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun tanpa dituntut atau melihat bukti yang memberatkan mereka. Israel berdalih bahwa peraturan ini diperlukan untuk keamanan.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru