20.9 C
Indonesia

Studi Temukan 90 Persen Bayi Terpapar Popok Beracun

Must read

PRANCIS – Sebuah laporan penelitian yang dilakukan di Prancis menunjukkan bahwa 90 persen bayi terpapar popok yang sangat beracun, yang dapat menyebabkan ancaman penyakit serius di kemudian hari.

Dilansir dari euronews, sebuah agen bernama ANSES melakukan pengujian terhadap sejumlah merek popok sekali pakai terlaris dan menemukan 38 bahan kimia “bahaya yang sangat parah” pada produk-produk yang dijual di seluruh Eropa.

Menurut para pejabat, sebagian besar bahan kimia tersebut mengganggu hormon, yang berarti mereka tidak dianggap aman.

Baca Juga:

Sebanyak 1.000 popok dibuat di Eropa setiap menitnya. Pasar ini bernilai €7 miliar (sekitar Rp107 triliun) per tahun dan didominasi oleh dua merek, Pampers (36 persen) dan Huggies (2 persen).

Studi tersebut memperkirakan bahwa lebih dari 14 juta anak-anak Eropa dapat menderita “penyakit yang berpotensi sangat parah, bervariasi dan tersembunyi yang mempengaruhi kualitas hidup mereka seumur hidup mereka”.

Kemungkinan ini termasuk kanker, dugaan gangguan endokrin (hormon) dan bahkan efek reprotoksik (mempengaruhi kesuburan).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri, anak-anak sangat rentan terhadap bahan kimia.

Apakah UE akan melarang penjualan popok beracun?

Setelah penelitian pertama kali diterbitkan pada tahun 2019, ANSES menindaklanjutinya dengan menguji 9 merek utama.

Mereka kemudian hanya menemukan satu bahan kimia yang masih ada, formaldehida yang merupakan karsinogen.

Hal itu menunjukkan bahwa merek setidaknya merespons hasil penelitian mereka dalam beberapa cara.

Akan tetapi kontaminasi bisa saja kembali terjadi, sehingga badan tersebut meminta Uni Eropa (UE) untuk secara ketat membatasi bahan kimia dalam popok.

Usulan itu ditentang oleh lembaga-lembaga Uni Eropa. Blok itu disebutkan akan melindungi konsumen dengan mengesahkan undang-undang pekan ini, tetapi mereka melewatkan tenggat waktu hukum mereka.

“Setiap hari, orang tua berisiko mengekspos bayi mereka yang baru lahir ke bahan kimia beracun hanya dengan mengganti popok mereka. Seharusnya tidak tergantung pada orang tua untuk mengetahui apakah popok yang mereka gunakan beracun atau tidak,” ujar Maria Arena, Anggota Komite Parlemen Eropa untuk Lingkungan, Kesehatan Masyarakat dan Keamanan Pangan serta juru kampanye masalah kimia.

“Uni Eropa harus meningkatkan dan melarang zat-zat itu dalam popok dan memastikan [hadirnya] lingkungan bebas racun untuk semua orang,” sambungnya.

European Chemicals Agency mengakui adanya potensi risiko, dengan mengatakan bahan kimia berbahaya seharusnya tidak boleh ada di produk popok.

Akan tetapi, mereka juga mengklaim bahwa para peneliti Prancis gagal menunjukkan risiko pada anak-anak dengan benar.

Sejumlah NGO mengatakan bahwa posisi itu cacat. Komisi Eropa telah melewatkan tenggat waktu hukum mereka untuk menanggapi proposal Prancis tersebut, menunda perlindungan konsumen selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

21 NBO, seperti Plastic Soup Foundation dan Client Earth, telah menulis surat kepada Komisi yang mengatakan bahwa konsekuensi kesehatan bagi anak-anak tidak dapat diubah dan mereka harus melarang bahan-bahan kimia tersebut.

Produk menstruasi dan produk kebersihan lainnya dibuat dengan bahan yang sama dan juga menimbulkan bahaya.

 

Sumber: euronews

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru