JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani lewat unggahan di akun Instagram-nya, @smindrawati, meminta agar klub motor Dirjen Pajak (DJP), BlastingRijder, dibubarkan.
Hal ini karena eksistensi klub tersebut dinilai menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat mengenai sumber kekayaan para pegawai DJP.
Keputusan tersebut adalah buntut dari heboh-heboh kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anak dari pejabat DJP beberapa waktu lalu.
Sikap sang anak membuat masyarakat bertanya-tanya mengenai latar belakangnya. Kebiasaannya yang sering memamerkan kendaraan mewah juga menimbulkan tanda tanya tambahan.
Ketika masyarakat mengetahui bahwa anak itu adalah putra dari seorang pegawai DJP, masyarakat pun melanjutkan misi ke pelacakan asal kekayaan orang tuanya.
Satu per satu tabir terungkap. Nyatanya gaji yang diterima para pegawai DJP memang terbilang cukup besar, namun hal itu tidak lantas menghilangkan keraguan masyarakat atas kekayaan beberapa dari mereka yang tampaknya tak masuk akal.
Sejumlah netizen di dunia maya bahkan mulai mengatakan mereka merasa enggan untuk membayar pajak karena khawatir uangnya akan disalahgunakan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Sri Mulyani pun meminta kepada Dirjen Pajak untuk menjelaskan dan menyampaikan kepada masyarakat/publik mengenai jumlah harta kekayaan yang dimiliki.
Selain itu, ia juga mendorong Dirjen Pajak untuk menjelaskan sumber harta kekayaan tersebut, “seperti yang dilaporkan pada LHKPN”.
Terkait berdirinya klub motor gede (moge) Blasting Rijder, Sri Mulyani menekankan bahwa, meskipun kendaraan itu diperoleh dan dibeli dengan uang halal dan gaji resmi, mengendarai dan memamerkannya melanggar azas kepatutan dan kepantasan publik.
“Ini mencederai kepercayaan masyarakat,” pungkasnya.