CHINA – Jagat dunia maya belakangan ini dihebohkan dengan sebuah video yang menunjukkan seseorang membuang air kecilnya di kontainer berisi bahan-bahan pembuat bir.
Video tersebut menunjukkan seorang pria yang mengenakan topi dan seragam pabrik memanjat wadah pembuatan bir di gudang. Ia kemudian terlihat membuang hajatnya di sana.
Melansir Insider, peristiwa tersebut dilaporkan terjadi di China, tepatnya di kawasan Tsingtao Brewery–pembuat bir terbesar kedua di negara itu.
Lewat sebuah pernyataan, pihak perusahaan mengatakan mereka sedang menyelidiki video tersebut, yang dikatakan terkait dengan “Pabrik Bir No. 3” miliknya.
Pabrik tersebut berada di Pingdu, sebuah kota di Provinsi Shandong.
Pihak berwenang setempat, kata Tsingtao, juga melakukan penyelidikan mereka sendiri.
“Saat ini, gelombang malt ini telah disegel seluruhnya,” kata mereka. “Perusahaan kami terus meningkatkan upaya manajemen untuk memastikan kualitas produk, dan menyambut baik pengawasan konsumen.”
Tsingtao adalah salah satu merek bir terbesar dan paling banyak diekspor di China, dan biasanya terkenal dengan birnya. Perusahaan ini menguasai sekitar 15% pangsa pasar domestik.
Video direkam di luar tempat pembuatan bir, lapor media lokal
Pada Minggu (22/10), National Business Daily melaporkan bahwa pria yang tampak buang air kecil dalam video tersebut dan orang yang merekam kejadian tersebut ditahan oleh polisi di Kota Pingdu.
Otoritas Pasar Pingdu pada Jumat (20/10) mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki video tersebut.
“Setelah diverifikasi, kami akan menangani ini dengan serius sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” katanya.
Sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada National Business Daily bahwa baik pria yang terekam maupun yang merekam adalah pekerja eksternal, dan video tersebut diambil di luar tempat pembuatan bir.
Menyusul insiden ini, harga saham Tsingtao di bursa Shanghai turun sekitar 6,75% menjadi 75,60 yuan pada Senin (23/10) pagi.
Akan tetapi, harga itu menguat kembali menjadi 80,14 yuan pada sore itu dengan penurunan bersih sekitar 1,15%.