24.2 C
Indonesia

Sekjen PBB Berharap Dapat Berkunjung Ke Xinjiang Secara “Kredibel”

Must read

CINA – Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan kepada para pemimpin di Beijing bahwa ia berharap agar Kepala Hak Asasi Manusia PBB diizinkan untuk melakukan “kunjungan yang kredibel” ke Cina, termasuk ke Xinjiang.

Dalam laporannya, PBB menyebutkan bahwa Guterres bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping dan Menteri Luar Negeri Wang Yi di sela-sela Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 pada hari Sabtu (6/2).

Sekjen PBB “menyatakan harapannya bahwa kontak antara kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia dan otoritas Cina akan memungkinkan kunjungan Komisaris Tinggi yang kredibel ke Ciina, termasuk Xinjiang,” bunyi laporan tersebut..

Baca Juga:

Sementara itu, kantor berita pemerintah Cina, Xinhua, tidak menyebutkan tentang permasalahan HAM dalam laporan pertemuan tersebut.

Utusan hak asasi PBB, Michelle Bachelet, telah lama mencari akses independen ke Xinjiang, Cina.

Seperti diketahui, Xinjiang terletak jauh di barat Cina.

Otoritas negara tersebut diduga melakukan pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya di kawasan tersebut.

Para pegiat mengatakan pelanggaran itu termasuk penyiksaan, kerja paksa, dan penahanan satu juta orang di kamp-kamp pengasingan.

Cina membantah tuduhan itu, mengklaim kamp-kamp itu adalah fasilitas pendidikan ulang dan pelatihan yang didirikan untuk memerangi ekstremisme agama.

Masalah ini memperburuk hubungan antara Beijing dan Barat.

Amerika Serikat menuduh Cina telah melakukan “genosida”.

Tidak hanya itu, beberapa negara bahkan melakukan boikot diplomatik pada olimpiade ini. Boikot tersebut dipimpin oleh Washington.

Cina mengecam boikot itu, berulang kali mendesak para pengkritiknya untuk berhenti “mempolitisasi” Olimpiade.

Akan tetapi, negara itu sendiri memilih seorang atlet muda Uighur, Dinigeer Yilamujiang, sebagai salah satu pembawa obor terakhir pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

Langkah tersebut, menurut beberapa analis, memiliki nuansa politik yang jelas.

Bulan lalu, kantor Bachelet di Jenewa mengatakan bahwa pembicaraan tentang kemungkinan perjalanannya ke Xinjiang pada paruh pertama tahun ini sedang berlangsung.

Pada bulan yang sama, surat kabar South China Morning Post di Hong Kong melaporkan bahwa Beijing telah mengalah dan menyetujui kunjungan Bachelet dengan syarat perjalanan itu harus “bersahabat” dan tidak dibingkai sebagai penyelidikan.

Surat kabar tersebut juga menulis bahwa Beijing juga dipercaya “telah mendesak untuk menunda” merilis laporan permasalahan hak asasi manusia yang telah lama dinantikan oleh banyak pihak, termasuk oleh para aktivis.

Tekanan untuk merilisnya sebelum Olimpiade Beijing dimulai juga telah meningkat. Akan tetapi, PBB mengatakan akhir bulan lalu bahwa laporan itu tidak akan dirilis sebelum pertandingan.

Pada pertemuan hari Sabtu dengan Xi, Guterres “menyatakan keinginan untuk meningkatkan kerja sama antara PBB dan Republik Rakyat Tiongkok di semua pilar kerja Organisasi–perdamaian dan keamanan, pembangunan berkelanjutan, termasuk perubahan iklim dan keanekaragaman hayati, dan hak asasi manusia,” menurut PBB.

 

Sumber: Al Jazeera

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru