CHINA – Fuzhou adalah salah satu kota yang paling cepat berkembang di China. Kota ini berhasil meninggalkan masa-masa kelamnya setelah melakukan kebijakan reformasi dan mau menjadi kota yang terbuka pada akhir 1970-an.
Fuzhou, yang lingkungannya dihuni oleh budaya lokal, seperti Min Yue, setidaknya telah berdiri sejak tahun 5.000 SM. Secara resmi kota ini lahir pada masa Dinasti Han pada tahun 202 SM.
Lokasinya dekat dengan pantai Laut Cina Timur dan Taiwan. Sehingga Sungai Min yang ada di kota ini dijadikan sebagai pusat perdagangan dan budaya yang penting selama berabad-abad.
Marco Polo sendiri bahkan dilaporkan sempat mengunjungi kota Fuzhou. Hal ini membuat Fuzhou menjadi kota yang sangat penting selama Dinasti Tang (618-907). Kota ini resmi berganti nama menjadi Fuzhou pada tahun 725, yang artinya adalah kota dengan keberuntungan.
Pergantian tersebut terjadi saat Dinasti Tang. Di masa itu, kota ini terkenal makmur dimana institusi agama Buddha dan budaya berkembang. Oleh karena itu banyak pendatang yang berkunjung ke Fuzhou. Dan sejak saat itu juga teh, sutra, dan porselen jadi produk utama yang dikirim ke Afrika, Asia, dan Eropa melalui jalur perdagangan maritim.
Fuzhou menjadi lebih makmur secara budaya saat Dinasti Song. Hal itu ditandai dengan didirikannya Kuil Hualin pada tahun 964. Kuil Hualin adalah salah satu bangunan kayu tertua yang masih ada di Tiongkok.
Filsuf Konfusianisme terkenal Zhu Xi (1130-1200) dan penyair Xin Qiji (1140-1207) menjadikan Fuzhou sebagai rumah mereka saat ini. Selama Dinasti Ming (1368-1644) Fuzhou menjadi salah satu titik awal pelayaran laut penjelajah terkenal Zheng He (1371-1433/35), yang berlayar dari Fuzhou ke Asia Tenggara dan sampai ke pantai Afrika.
Perjalanan ini yang membangun hubungan maritim dan menandai titik awal rute laut Sabuk dan Jalan. Juga, Fuzhou adalah pusat utama perdagangan dengan Filipina dan Kerajaan Ryukyu (Okinawa) yang saat itu tengah merdeka.
Pada akhir Dinasti Qing (1644-1912), Fuzhou menjadi salah satu dari lima pelabuhan perdagangan yang terbuka dengan barat pada tahun 1842. Masa itu juga dikenal dengan hilangnya China karena dieksploitasi oleh Barat. Lin Zexu yang lahir tahun 1785-1850 di Fuzhou menjadi salah satu orang yang berani melawan eksploitasi orang asing. Lin membuang jutaan opium dari pedagang Barat ke laut pada tahun 1839.
Pada abad ke-20, kota ini sangat terpengaruh oleh invasi Jepang sampai kekalahan mereka pada tahun 1945, tetapi kemudian berada di garis depan konflik dengan Kuomintang dan sering menjadi sasaran serangan dari Taiwan, seperti pengeboman pada tahun 1955.
Terletak di tepi Sungai Min dan tepat di seberang Taiwan di Laut Cina Timur, Fuzhou dalam banyak hal merupakan perwujudan ibu kota Cina selatan. Selain jalan kota yang ramai, turis akan disajikan pemandangan berupa pemandangan laut dan pegunungan yang dipenuhi oleh situs sejarah.
Tak hanya itu, makanan di kota ini juga terkenal akan kelezatannya. Dipadu dengan kehidupan malam yang selalu semarak, maka tempat ini cocok untuk turis yang suka berpetualang.
Kota ini juga dikenal dengan rumah pohon beringin karena banyaknya pohon beringin yang tumbuh disana. Pohon ini sudah ada sejak jaman Dinasti Song, yakni tahun 960-1279.