19.2 C
Indonesia

Satu Lagi Indikasi Geografis Kopi Robusta Java Bogor

Must read

BOGOR – Kopi Bogor sudah cukup dikenal dibeberapa daerah di Indonesia yang memiliki cita rasa yang khas sehingga disukai oleh penggemar kopi.

Cita rasa dan karakteristik kopi dari dari tiap daerah geografis disebabkan oleh agro klimat yang mendukung bagi pertumbuhan tanaman kopi seperti ketinggian tempat dari permukaan laut, curah hujan, kelembaban dan kandungan hara dalam tanah.

Kondisi ini dimiliki juga oleh daerah sentra produksi kopi di Kabupaten Bogor yang banyak diusahakan untuk tanaman kopi robusta dengan ketinggian tempat antara 1.000–1.400 mdpl.

Baca Juga:

Jadi sangat mungkin mengatakan bila kopi dari kawasan ini memiliki keunggulan cita rasa yang alami.

Kopi Bogor ini cukup dikenal utamanya sejak terlaksananya Bogor Coffee Festival yang pertama pada tahun 2016 di Cibinong.

Pada tahun tersebut, Kopi Robusta yang ditanam di daerah Kampung Cibulao Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor berhasil meraih juara pertama dengan skor 84,53 pada Kontes Kopi Spesialti Indonesia (KSSI) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) ke-8 di Takengon, Provinsi Aceh.

Pada kontes yang sama tahun 2017, Kopi Robusta yang diproduksi oleh Kelompok Tani Guna Tani Abadi Desa Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari berhasil menjadi peringkat ke-7, sedangkan pada tahun 2018 Kopi Robusta yang diproduksi oleh Kelompok Tani Putra Harapan II Desa Karang Tengah Kecamatan Babakan Madang berhasil menjadi peringkat ke-4.

Selain itu, pada tahun yang sama juga, kopi robusta yang diproduksi oleh Kelompok Tani Catang Malang Agung Perkasa memperoleh Bronze Medal AVPA Gourmet Product pada Pameran SIAL Paris, Prancis.

Berdasarkan Pertimbangan diatas, keinginan muncul dari masyarakat Kabupaten Bogor untuk melindungi Indikasi Geografis terhadap kopi robusta Bogor.

Dalam upaya mendapatkan perlindungan Indikasi Geografis, masyarakat petani Kabupaten Bogor yang diwakili oleh masyarakat pelindung indikasi geografis (MPIG) Kopi Robusta Java Bogor mengajukan permohonan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi dari Indikasi Geografis (IG) bagi Java Robusta Bogor.

Pembentukan organisasi MPIG Java Bogor merupakan upaya jangka panjang dan  berkelanjutan untuk tetap dapat melindungi Indikasi Geografis Robusta Java Bogor yang sudah sejak lama ada dan memiliki kekhasan tersendiri.

Diharapkan dengan adanya upaya perlindungan melalui sertifikasi IG, masyarakat tetap dapat mempertahankan kekhasan cita rasa yang unggul dan dapat berproduksi sesuai prinsip Good Agricultural Practise (GAP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) serta berkelanjutan.

Ini menghasilkan cita rasa yang berbeda-beda, tetapi hampir di semua wilayah memiliki persamaan yakni keasaman, cokelat, dan karamel (acidy, chocolatey dan caramelly). 

Selain 3 rasa yang dominan tersebut, kopi bogor juga memiliki berbagai macam rasa lainnya seperti spicy, nutty, soybean, rubbery, fruity, brown sugar, vanilla, dan honey. 

Hal ini menandakan bahwa kedua kawasan tersebut memiliki potensi cita rasa dan mutu fisik kopi ribusta yang layak bersaing di pasaran dengan proses pemetikan hinga pengolahan dilakukan denngan cara yang tepat.

Hasil pengujian cita rasa kopi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di daerah sentra produksi kopi Kabupaten Bogor pada tahun 2017 dan 2018 menunjukkan bahwa pada umumnya kopi yang dihasilkan oleh petani Kabupaten Bogor memiliki kualitas cita rasa yang cukup baik dengan nilai berkisar 82,00 – 85,00.

Berkaitan dengan Indikasi Geografis, tentunya paduan kekhasan cita rasa ini belum tentu dapat dijumpai di daerah-daerah lain.

Di samping itu, berdasarkan parameter cita rasa, sampel biji kopi yang diuji secara garis besar memiliki pola diagram cita rasa yang seragam.

Ciri khas kopi robusta bogor adalah memiliki dominan rasa keasaman. Hasil uji cita rasa kopi menunjukkan bahwa kopi hasil panen dari Kecamatan Babakan Madang memiliki nilai acidy 8,00; Kecamatan Suka makmur memiliki nilai acidy 7,83; Kecamatan Tanjungsari memiliki nilai acidy 7,68; Kecamatan Cariu memiliki nilai 7,75 dan Kecamatan Cisarua memiliki nilai acidy 8,00.

Upaya dari Masyarakat Peduli Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Robusta Java Bogor untuk memperoleh perlindungan Indikasi Geografis Kopi Bogor memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pola dan perilaku budidaya dan pengolahan kopi di Kawasan Bogor.

Hal ini dapat dilihat dari usaha masyarakat untuk tetap selalu meningkatkan produktivitas kebun kopi melalui praktek budidaya sesuai anjuran dan upaya masyarakat untuk tetap selalu memelihara mutu biji kopi olahan melalui metode pengolahan yang dilanjutkan.

Dampak dari diterbitkannya sertifikat Indikasi Geografi ini nantinya diharapkan akan lebih menyadarkan masyarakat tentang pentingnya mempertahankan mutu biji kopi agar memperoleh kepercayaan dari konsumen serta dapat diperolehnya harga yang layak.

Dengan demikian akan timbul upaya dari masyarakat di kawasan Bogor untuk menerapkan langkah-langkah peningkatan mutu.

Dampak lain yang diharapkan dengan adanya sertifikasi IG ini adalah meningkatnya volume penjualan Kopi Robusta Bogor oleh karena timbulnya keyakinan konsumen akan produk kopi robusta Bogor yang telah memperhatikan aspek jaminan mutu dan keamanan pangan asal tanaman kopi.

Dengan demikian masyarakat semakin lebih berminat untuk mengoptimalkan potensi agroklimat di Kabupaten Bogor dan mengoptimalkan potensi lahan yang belum digarap dengan memperluas real pertanaman dan mengintensifkan kebun kopi yang telah ditanami yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kawasan Bogor.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru