TURKI – Maskapai penerbangan Qatar Airways berencana tidak lagi menyediakan kursi kelas satu dalam penerbangan jarak jauh mereka di masa depan.
Alasannya sederhana, CEO Qatar Airways Akbar Al Baker merasa tidak lagi melihat kebutuhan akan kelas tersebut di pesawat-pesawatnya.
Hal itu disampaikan Al Baker dalam wawancara bersama Bloomberg menjelang acara tahunan International Air Transport Association General Meeting yang diadakan di Istanbul, Turki, belum lama ini.
Menurutnya, berinvestasi di kursi-kursi kelas satu tidak cukup menguntungkan. Belum lagi dengan banyak fasilitas di kelas satu yang juga tersedia di kelas bisnis.
“Mengapa Anda harus berinvestasi dalam subkelas pesawat yang telah memberi Anda semua fasilitas yang diberikan kelas satu?” katanya.
“Saya tidak melihat kebutuhannya,” imbuhnya.
Rencana itu tampaknya mulai diwujudkan secara perlahan, dengan pesawat-pesawat baru maskapai itu, seperti Airbus A350 dan Boeing 787, hanya memiliki kursi kelas bisnis–yang mereka namakan Q-suite.
Kebanyakan pesawat maskapai itu yang masih memiliki kelas satu dijadwalkan pensiun segera setelah mereka menerima sisa pesanan, yang sayangnya terpengaruh oleh masalah rantai suplai.
“Apa yang terjadi adalah lingkaran setan dan ini merupakan tantangan terbesar industri ini,” kata Al Baker.
“Ambisi pertumbuhan kami harus dibatasi dengan kekurangan kapasitas,” tambahnya.
Dijelaskan oleh sang CEO, dari 25 pesawat baru jenis Boeing 787, Airbus 321neo, dan Airbus A350 yang seharusnya diterima maskapai tahun ini, hanya 10 di antaranya yang akan dikirimkan tepat waktu.
Adapun niatan Qatar Airways untuk meniadakan kelas satu telah mengundang tanya dari banyak pihak dan memicu diskusi.
Bloomberg menulis, keputusan tersebut dapat mempengaruhi peringkatnya di antara maskapai penerbangan terbaik di dunia, di tengah peningkatan penawaran kelas satu yang dilakukan oleh maskapai besar lainnya.