HAWAII – Abigail Kinoiki Kekaulike Kawānanakoa, sosok yang dianggap sebagai putri terakhir dari Kerajaan Hawaii, menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (11/12).
Kabar tersebut diumumkan dalam bahasa Hawaii keesokan paginya oleh Direktur Eksekutif Iolana Palace Paula Akana dan Hailama Farden dari Hale O Nā Aliʻi O Hawaiʻi atau masyarakat kerajaan Hawaii.
Dalam rilis yang dipublikasikan, disebutkan bahwa Kawānanakoa meninggal dengan damai di rumahnya di Honolulu. Pasangannya, Veronica Gail Kawananakoa, berada di sisinya saat itu.
“Abigail akan dikenang karena cintanya pada Hawaii dan orang-orangnya. Dan saya akan merindukannya dengan sepenuh hati,” ujar wanita berusia 69 tahun itu.
Kawānanakoa meninggal pada usia 96 tahun. Ia sejatinya tidak memiliki gelar kerajaan formal, namun dianggap sebagai pengingat eksistensi monarki Hawaii.
Ia juga dipandang sebagai simbol identitas nasional Hawaii yang bertahan setelah kerajaan digulingkan oleh pengusaha Amerika pada tahun 1893.
“Ia selalu disebut putri di antara orang Hawaii karena orang Hawaii telah mengakui garis keturunan itu,” ujar asisten profesor bahasa dan studi Hawaii di Honolulu Community College Kimo Alama Keaulana dalam sebuah wawancara pada tahun 2018.
Kakek buyut Kawānanakoa, James Campbell, adalah seorang pengusaha Irlandia yang kaya raya. Ia memiliki perkebunan gula dan salah satu pemilik tanah terbesar di Hawaii.
Campbell menikah dengan Abigail Kuaihelani Maipinepine Bright. Putri mereka, Abigail Wahiika’ahu’ula Campbell, menikah dengan Pangeran David Kawānanakoa yang diangkat sebagai pewaris takhta.
Putri mereka, Lydia Kamaka’eha Liliu’okulani Kawananakoa Morris memiliki Kawānanakoa dengan suaminya, William Jeremiah Ellerbrock.
Setelah sang pangeran meninggal, istrinya mengadopsi cucu mereka, Kawānanakoa muda, yang memperkuat klaimnya atas gelar puteri.
Dari kakek buyutnya, Kawānanakoa mendapatkan warisan yang sangat banyak. Dana perwaliannya diketahui mencapai $215 juta (sekitar Rp3,3 triliun).
Selama hidupnya, ia aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial, seperti memberikan beasiswa untuk siswa asli Hawaii dan menentang proyek transit kereta api Honolulu.
Ia juga menyumbangkan cincin kelingking berlian 14 karat yang dikenakan oleh Raja Kalākaua, yang merupakan salah satu dari banyak barang yang dia berikan dari raja dan Ratu Kapiʻolani untuk dipajang di depan umum.
Gubernur Hawaii Josh Green memerintahkan pengibaran bendera negara bagian AS dan Hawaii setengah tiang di Capitol negara bagian itu dan kantor negara bagian hingga matahari terbenam selama sepekan.
“Hawaii berduka atas kehilangan besar ini,” ujarnya.