SANGGAU – Kelompok Tani (Poktan) Sungai Nangko di Desa Noyan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat merasakan betul dampak positif keberadaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Produktivitas pertanian mereka melesat tajam setelah tersentuh program RJIT.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan selama ini pihaknya mengatur manajemen air lewat metode RJIT. Sistem ini akan mengelola air irigasi dari hulu sampai ke hilir agar seluruh bangunan berfungsi dengan baik.
“Akibatnya, efisiensi dan efektivitas irigasi akan berkurang. Dengan begitu, produktivitas juga akan terganggu. Di sinilah pentingnya water management,” ucap Ali, Sabtu (27/11).
Saat ini, kata Ali, pihaknya tengah meningkatkan kondisi infrastruktur jaringan irigasi, sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi.
“RJIT ini bisa meningkatkan luas areal tanam dan indeks pertanaman, termasuk meningkatkan partisipasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)/Gabungan (GP3A)/Kelompok Tani (Poktan)/ Gabungan Poktan dalam pengelolaan jaringan irigasi,” ucapnya.
Direktur Irigasi Pertanian, Rahmanto menambahkan, program RJIT yang diperuntukkan bagi Kelompok Tani (Poktan) Sungai Nangko ditargetkan akan mampu mengairi minimal 50 hektar lahan.
Program RJIT tersebut direalisasikan dengan rincian panjang saluran 50 meter, lebar penampang luar 100 cm, lebar penampang dalam 70 cm, tinggi penampang dalam 40 cm,” terang dia.
“Kami akan terus memprogramkan RJIT ini karena merupakan kebutuhan mendasar bagi petani dalam berproduksi dan meningkatkan produktivitasnya,” katanya.