22.4 C
Indonesia

Pria Ini Dibebaskan Setelah 31 Tahun Dipenjara Atas Kejahatan Yang Tidak Pernah Ia Lakukan

Must read

FLORIDA – Pada tahun 1990, seorang pria bernama Francis McKinnon dibunuh. Setahun kemudian, pada usia 23 tahun, Thomas Raynard James dikirim ke Penjara Negara Bagian Florida untuk menjalani hukuman seumur hidup atas pembunuhan McKinnon.

James selalu mengatakan bahwa ia tidak bersalah.

Akan tetapi, baru pada tahun 2020, ketika teman-temannya mulai mengumpulkan uang untuk pembelaannya dan bertemu dengan pengacara Natalie Figgers, kehidupan James perlahan mulai berubah.

Baca Juga:

James dinyatakan bersalah untuk pembunuhan McKinnon karena polisi diberitahu oleh saksi bahwa pria malang itu telah dirampok dan dibunuh oleh seorang pria bernama “Tommy James” atau “Thomas James”.

Anak tiri McKinnon juga dilaporkan telah memberi tahu polisi bahwa ia menyaksikan pembunuhan itu.

James kemudian dihukum karena pembunuhan tingkat pertama dan dijatuhi hukuman seumur hidup.

Selama berada di balik jeruji besi, James mengklaim bahwa ia telah menjangkau The Innocence Project di Florida.

Akan tetapi, ia diberitahu bahwa mereka “tidak bisa melanjutkan kasusnya”.

Ia juga selalu berusaha untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah dengan mencoba mengajukan beberapa mosi tetapi itu semua ditolak dengan cara yang sama.

Pada tahun 2020, teman-teman James membujuk Figgers, seorang pengacara bisnis dan cedera pribadi, hingga setuju untuk membaca kasusnya.

Padahal, saat itu ia baru lulus dari sekolah hukum selama dua tahun dan akan melahirkan beberapa minggu kemudian.

“Begitu saya melihat bukti dan meninjau kasus itu, cukup jelas bahwa kesalahan telah terjadi, dan saya cukup terperangah bahwa ia mengajukan begitu banyak banding dan mereka tidak melihat hal yang sama … ketika Anda dengar itu adalah kesalahan identitas karena nama,” ujar Figgers kepada ABC News.

“Bagaimana bisa seseorang dihukum secara salah hanya karena memiliki nama yang sama?” sambungnya.

Figgers kemudian menegaskan bahwa ia adalah pengacara cedera pribadi, sehingga tidak pernah berurusan dengan hukum pidana.

Oleh sebab itu, ia ingin memastikan bahwa hal ini adalah sesuatu yang dapat ia buktikan.

“Tidak ada pengacara lain yang mengambil kasus ini pada waktu itu. Jadi saya merasa seperti saya punya kewajiban,” tuturnya.

Menurut pengacara negara bagian Miami-Dade County, Katherine Fernandez Rundle, pengadilan pun telah diberitahu bahwa sidik jari James tidak cocok dengan yang ditemukan di TKP.

Tidak hanya itu, kasus ini juga dilaporkan tidak memiliki bukti fisik.

Terlebih lagi, menurut Rundle, saksi mata–yang kesaksiannya menjadi penyebab James dinyatakan bersalah–mencabut laporannya.

Kepada ABC News, James mengatakan bahwa dipenjara meski tahu ia tidak bersalah adalah “penyiksaan”.

“Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, beberapa hal yang harus saya hadapi dan perasaan yang saya hadapi selama lebih dari tiga dekade terakhir,” ujarnya.

Akan tetapi, terlepas dari betapa sulitnya James “melewati hari-hari ini [di penjara] setiap hari untuk sesuatu yang [dia tahu dia] tidak ada hubungannya,” dia berkata dia “tidak pernah menyerah” terhadap harapan untuk dibebaskan.

Figgers kini mencari kompensasi untuk James melalui kasus pemenjaraan yang salah, dengan kampanye penggalangan dana online yang juga telah disiapkan untuk James oleh keluarganya.

“Daftar hal-hal yang saya lewatkan sangat panjang. Bagi saya, satu hal yang akan saya sebutkan adalah bahwa saya kehilangan banyak keluarga, banyak teman … mereka meninggal dengan saya yang masih berada di penjara atas kejahatan yang tidak saya lakukan,” ungkap James.

Merasakan kebebasan, James mengatakan bahwa dia merasa “kewalahan […] secara emosional”.

“Saya tidak dalam keadaan tidak percaya, karena saya tahu hari ini akan datang, pada akhirnya. Saya menantikannya. Tapi secara emosional saya tidak benar-benar siap untuk itu,” lanjutnya.

Ia berharap bisa menulis buku tentang pengalamannya dan menjadikan hal tersebut “pekerjaan yang menguntungkan”.

“Ketidakadilan bagi siapa pun adalah ketidakadilan bagi semua orang. Jadi ketika orang-orang seperti saya menangis, jangan hanya mengabaikannya dan secara otomatis menyebut mereka bersalah,” pungkasnya.

 

Sumber: UNILAD

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru