21.5 C
Indonesia

Presiden Jokowi Targetkan Angka Stunting Turun 3% Per Tahun

Must read

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberikan target agar penurunan angka stunting di negaranya dapat mencapai 3% tiap tahunnya.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden, Suprayoga Hadi, dalam salah satu rangkaian acara webinar yang diadakan oleh Southeast Asia Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Centre for Food and Nutrition (RECFON) pada 27–29 Januari kemarin.

Hingga saat ini, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Pada 2019 saja, berdasarkan data survei Status Gizi Balita Indonesia, angka kasus mencapai 27,67%.

Baca Juga:

Angka tersebut diketahui sudah menurun hingga 24% per akhir bulan kemarin. Jumlah tersebut masih berada di luar batas yang ditoleransi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 20%.

Suprayoga mengakui permasalahan ini bukan perkara mudah. Untuk itu, pemerintah mendorong adanya kolaborasi dari pihak pemerintah maupun swasta.

“Di samping itu pemerintah pusat tetap berkomitmen terutama dari sisi pendanaan terkait stunting tidak ada yang dikurangi. Terutama dengan terbitnya Perpres nomor 72 tahun 2021 yang menjadi pondasi hal-hal apa saja yang perlu diperkuat,” tekannya.

Ia juga menyoroti peran dunia pendidikan tinggi dalam upaya penanganan kasus stunting di Indonesia.

Menurutnya, penelitian yang dilakukan oleh dunia pendidikan tinggi seharusnya dapat memberikan rekomendasi “yang applicable dan implementable untuk perbaikan pelaksanaan program, terutama program penurunan stunting.”

Sejalan dengan Surayoga, beberapa pembicara yang lain juga menekankan pentingnya dunia pendidikan dalam penanganan stunting.

Suharti, misalnya. Sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), ia menyampaikan bahwa pihaknya telah menyusun dan melaksanakan beberapa kebijakan mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan menengah dan juga pendidikan tinggi.

“Sebagai contoh, penguatan satuan PAUD dilakukan dengan pendekatan holistik integratif yang mengedepankan pola pengasuhan dan juga menyangkut pengetahuan serta asupan gizi yang baik,” jelasnya.

Selain itu, ia menambahkan bahwa penanganan kasus stunting dan obesitas yang baik dapat menjadi kunci pembentukan SDM unggul di tahun 2045 nanti.

Direktur SEAMEO RECFON sendiri, Muchtaruddin, juga mengungkapkan bahwa sektor pendidikan adalah “wahana yang strategis” untuk menjangkau berbagai kalangan yang berkaitan dengan persoalan gizi.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru