20.8 C
Indonesia

Portugis Akui Kapal-Kapal Milik Kerajaan Aru Adalah Salah Satu Yang Tercepat di Dunia

Must read

MEDAN – Kerajaan Aru memiliki kapal tercepat di dunia, bahkan diakui oleh Bangsa Portugis. Padahal Portugis adalah salah satu bangsa yang memiliki kapal niaga yang di desain khusus untuk melintasi samudera. Demikian diungkapkan oleh Sejarawan dan Dosen yang fokus pada penelitian situs di wilayah Sumatera, Dr. Suprayitno saat berbincang dengan The Editor beberapa waktu lalu.

“Dalam catatan sejarah dituliskan bahwa orag Portugis mengakui bila kapal-kapal milik Kerajaan Aru sangat cepat dan mengalahkan kecepatan kapal milik mereka,” ungkapnya.

Suprayitno mengatakan bahwa Kerajaan Aru tercatat dalam sumber-sumber asal China, Arab dan Eropa (Portugis) sejak abad ke-13 sampai abad ke-17. Secara historis kerajaan ini sudah muncul paling tidak sejak abad ke-13 ketika utusan Kerajaan Aru berhasil tiba di Istana Kaisar Kubilai Khan pada tahun 1282 san 1290 M.

Baca Juga:

“Bila Portugis melihat di laut ada kapal yang melintas dengan kecepatan tinggi mereka akan tahu bahwa kapal itu dari Kerajaan Aru. Kapalnya sangat cepat,” kata Suprayitno.

Dalam catatan sejarah, lanjutnya, orang-orang dari Kerajaan Aru memiliki postur tubuh yang besar sehingga sangat kuat mengayuh. Kemampuan semacam ini ternyata juga didukung dengan teknologi yang sudah modern yang membuat kapal-kapal Kerajaan Aru sangat terkenal di mata Bangsa Portugis.

Pertemuan kapal Bangsa Portugis dengan kapal Kerajaan Aru selalu terjadi di lautan saat keduanya tengah melakukan misi. Sejarah mencatat Kerajaan Aru menjadi kerajaan terbesar di Sumatera pada abad ke-15. Saat itu, kerajaan ini mulai menguasai lalu lintas perdagangan di Selat Malaka.

Suprayitno mengatakan bahwa bukti kekuatan Kerajaan Aru ini tercatat di Istana Kaisar China dan dalam perjalanan Laksamana Cheng Ho. Saat itu utusan-utusan dari Kerajaan Aru dikirim ke China pada tahun 1419, 1421, 1423 dan 1431.

“Dituliskan bahwa Aru menjadi bandar perdagangan yang penting di mata kaisar China. Kaisar China membalas pemberian Raja Aru dengan memberikan hadiah berupa kain sutera, mata uang (siling) dan juga uang kertas,” jelas Suprayitno.

Di jaman itu, masih kata Suprayitno, hanya negeri-negeri yang merdeka saja yang berhak mengirimkan utusan ke negeri China untuk menyampaikan upeti atau persembahan serta surat kepada Kaisar China.

Kerajaan Aru Adalah Sejarah Orang Karo

Suprayitno mengatakan bahwa posisi Kerajaan Aru berada di sekitar Belawan.Fakta ini tercatat dalam sejarah China dan hasil eskapasi Kota Cina dan Kuta Rentang, Hamparan Perak. Dimana Ma Huan dalam Ying Yai Sheng Lan (1416) mengatakan bahwa terdapat sebuah muara sungai di Kerajaan Aru yang dikenal dengan nama fresh water estuary. Catatan ini juga ditulis oleh A.H Gilles sebagaimana dikutip oleh J.V.G. Mills yang mengatakan bahwa fresh water estuary sebagai muara Sungai Deli.

Pada jaman dahulu, lanjutnya, sistem transportasi masih bertumpu pada jalur sungai sehingga bandar-bandar perdagangan sering kali dijadikan sebagai alat untuk kekuasaan politik. Jadi tak heran bila banyak kerajaan pasti berada di sekitar muara sungai. Sungai-sungai yang berada di sepanjang pantai Sumatera Timur adalah Sungai Barumun, Sungai Wampu, Sungai Deli dan Sungai Belawan.

“Sungai Deli dan Sungai Belawan terakhir ini bermuara ke Belawan dan Hamparan Perak. Tiga buah sungai yang disebutkan terakhir itu juga merupakan jalur lalu lintas penting sepanjang sejarah, setidaknya sebelum penjajah Belanda membangun jalan raya pada awal abad ke-20 bagi orang-orang Karo untuk berniaga sekaligus bermigrasi ke pesisir pantai Sumatera Timur atau Selat Malaka,” ungkapnya lagi.

Suprayitno mengatakan bahwa dalam sejarah Melayu disebutkan tentang nama-nama dan marga para pembesar Kerajaan Aru yang erat kaitannya dengan Suku Karo. Seperti Serbanyaman Raja Purba dan Raja Kembat. Bahkan nama Aru atau Haru juga terkait dengan orang Karo.

Jadi tak heran para sejarawan menemukan bahwa pusat kerajaan ini berada di hulu Sungai Deli atau muara sungai atau disebut juga Lau Tani yang terdapat di Deli Tua tempat dimana Benteng Putri Hijau berada. Benteng Putri Hijau adalah pusat pemerintahan Kerajaan Aru pada periode akhir yakni di abad ke-16 sampai abad ke-17 M.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru