CINA – Danau Xiechi, atau dikenal juga sebagai Danau Asin Yuncheng, menjadi salah satu topik yang ramai diperbincangkan di media sosial Instagram dan platform lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Popularitas danau yang terletak di Provinsi Shanxi itu didapat berkat foto udara yang menunjukkan permukaannya yang berwarna-warni dan mengagumkan.
Oleh karena itu, pemerintah Cina ingin mengubah popularitas online itu menjadi pariwisata kehidupan nyata.
Di berbagai situs media sosial Tiongkok, termasuk Weibo dan WeChat, Danau Xiechi disebut sebagai “Laut Mati Tiongkok”.
Dalam kampanye pariwisata tersebut, keindahan dan khasiat penyembuhan danau dipuji-puji.
“Sebagai versi China dari Laut Mati Israel, mengapung di sini pengalaman yang tak terlupakan, dan yang tidak dapat Anda temukan di tempat lain,” demikian bunyi iklan pariwisata yang disponsori oleh Yuncheng Salt Lake (Laut Mati Cina) Tourism Development Co. LTD.
Danau Xiechi pernah ditampilkan dalam acara TV Cina tahun 2019 dalam rangka merayakan ulang tahun ke-70 berdirinya Republik Rakyat China.
Penampilan tersebut dinilai sebagai bentuk dukungan tertinggi bagi kelangsungan Danau Xiechi.
Menjadi Bintang
Dalam upaya untuk meningkatkan profil internasional Danau Xiechi, pemerintah Cina diketahui telah mengambil langkah-langkah untuk mendaftarkannya sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
Dalam unggahan di WeChat tahun 2019, Luo Huining, Sekretaris Partai Provinsi Shanxi, mengumumkan bahwa pejabat setempat telah memulai proses aplikasi tersebut.
“Danau Asin Yuncheng adalah kristalisasi budaya dan peradaban Tiongkok. Danau ini memiliki signifikansi positif untuk mempromosikan kepercayaan dan warisan budaya kita,” katanya saat itu.
Cina sangat fokus pada tawaran UNESCO, yang bisa mahal dan memakan waktu, sebagai cara untuk memberikan legitimasi internasional pada banyak keajaiban sejarah dan alamnya.
Saat ini, Cina memiliki 56 situs Warisan Dunia, menempatkannya di urutan kedua setelah Italia di dalam daftar.
Dua lagi pengakuan semacam itu akan menempatkan Cina sejajar dengan Italia untuk posisi teratas dalam daftar UNESCO.
Kabar baik bagi calon wisatawan yang ingin mengunjungi Danau Xiechi: danau ini belum sepopuler atau seramai tempat wisata lain di China.
Tiger Li dari perusahaan perjalanan Diverse China mengatakan kepada CNN bahwa dia hanya mengatur beberapa kunjungan ke sana. Hampir semua pengunjung selama ini adalah wisatawan domestik China.
Situasi tersebut agaknya belum akan berubah selama sebagian besar wilayah Cina masih tertutup untuk pariwisata internasional.
Seperti diketahui, negara ini menutup perbatasannya pada awal tahun 2020 dan tetap menjadi salah satu dari sedikit tujuan di dunia yang masih menganut strategi “nol covid” yang mencakup kebijakan karantina yang sangat ketat.
“Selain pemandangan, saya pikir mandi lumpur dan pengalaman lainnya adalah alasan utama mereka pergi (ke Danau Xiechi),” kata Li.
Menurut pernyataan dari pemerintah kota Yuncheng, Danau Xiechi mengandung lumpur hitam dengan khasiat memulihkan dan menyembuhkan–seperti Laut Mati.
Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa orang dapat mengapung di permukaan danau–juga, secara kebetulan, seperti Laut Mati.
Sumber: CNN