JAKARTA – Palestina dan Israel menuduh satu sama lain sebagai dalang di balik penyerangan terhadap Rumah Sakit Al-Ahli di Gaza, Palestina.
Melansir The Guardian, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa setidaknya 500 orang meninggal pada Selasa (17/10) malam dalam kejadian yang mereka sebut sebagai “serangan udara Israel”.
Otoritas Palestina bahkan menyebut jumlah korban jiwa mencapai ribuan orang. Kelompok militan Hamas menyebut serangan itu sebagai “kejahatan perang”.
Foto dan video di media sosial menampilkan kobaran api melahap gedung rumah sakit dan manusia terkapar di antara puing-puing bangunan.
Kepada wartawan, salah seorang paramedis mengatakan bahwa setidaknya 30–40 persen korban adalah anak-anak, dan kini mereka kehabisan waktu untuk merawat seluruh korban.
“Kami telah menyaksikan pembantaian, genosida untuk orang-orang di sana (rumah sakit),” kata seorang paramedis bernama Ahmed Yousef el-Louh kepada Anadolu Agency.
“Mereka sedang tidur di bawah pohon, … dibom dengan roket. Tidak ada yang terluka, mereka semua terbunuh. Ini adalah genosida,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa menghitung jumlah korban karena “kebanyakan tubuh (ditemukan) dalam bagian-bagian”.
Sementara itu, pihak militer Israel mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa ledakan itu disebabkan oleh kegagalan peluncuran roket Hamas.
Akan tetapi, mereka setelahnya mengatakan bahwa itu adalah akibat dari serangan roket kelompok Jihad Islam Palestina.
Pernyataan tersebut kemudian dibantah oleh Jihad Islam, dengan ledakan dipercaya berada di luar kemampuan kelompok militan tersebut.
Serangan dilaporkan terjadi pada pukul 19.30 waktu setempat, ketika rumah sakit sedang kewalahan dengan banyaknya pasien dan para pengungsi.
Disebutkan para pengungsi tak lain adalah warga sipil yang mencari perlindungan–mengira rumah sakit akan menjadi tempat yang lebih aman dari ancaman bahaya daripada rumah mereka sendiri.
Menyusul peristiwa ini, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendeklarasikan momen publik berduka selama tiga hari.