MALAYSIA – Perusahaan energi negara bagian Malaysia Petronas mengatakan pada Selasa (28/12) bahwa mereka mengantisipasi kembalinya permintaan minyak dari dampak pandemi virus corona akan tetap tidak stabil dan tidak pasti dalam beberapa tahun ke depan.
Pihak Petronas dalam laporan prospek aktivitas untuk 2022–2024 menyebutkan, industri optimis tentang pemulihan ekonomi, tetapi tetap berhati-hati dan harus siap menghadapi harga minyak yang berubah.
“Jalan menuju pemulihan permintaan minyak yang berkelanjutan tetap tidak stabil dan tidak pasti karena munculnya varian Covid-19 baru, yang memicu gelombang lockdown baru,” kata petugas sumber daya minyak Malaysia.
Harga minyak merosot pada November karena varian Omicron baru. Akan tetapi, sebagian besar telah pulih dan naik sekitar 50 persen tahun ini.
Hal ini didukung oleh peningkatan permintaan dan pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organisation of the Petroleum Exporting Countries) dan sekutunya.
Setelah tahun 2024 nanti, Petronas memperkirakan prospek positif untuk aktivitas alat bor (pengeboran) dan prospek tetap untuk fabrikasi struktur tetap dan fasilitas bawah laut.
Keduanya dapat dicapai selama terus berupaya mengadakan sumber daya minyak dan gasnya.
Pihak Petronas menjelaskan, harga gas alam cair diperkirakan akan fluktuatif di tahun-tahun mendatang karena pola cuaca dan potensi perubahan kebijakan yang dapat mengubah dinamika penawaran-permintaan.
Mereka juga menambahkan, banyak dari proyek minyak dan gasnya saat ini diharapkan siap untuk dipasang dan dioperasikan pada tahun 2023 dan 2024.
Sementara itu, banyak proyek harus ditunda dan disesuaikan karena pandemi. Proyek yang bertahan diharapkan untuk dilanjutkan dan dapat mencapai produksi puncak hanya pada tahun 2025, lanjutnya.
Petronas juga menargetkan produksi hidrogen dalam negeri mulai 2024 nanti. Diawali dengan apa yang disebut hidrogen biru, yang menggunakan gas alam sebagai bahan baku, dan kemudian beralih ke hidrogen hijau, yang menggunakan air.
Sumber: Asiaone