BELARUSIA – Upaya diplomasi terkait konflik Rusia-Ukraina yang dilakukan oleh delegasi kedua belah pihak melewati putaran ketiga pada Senin (7/3) kemarin. Agenda ini juga telah dijadwalkan akan segera memasuki babak keempatnya.
Atau dengan kata lain, kesepakatan belum juga tercapai.
Hal tersebut bahkan dikonfirmasi langsung oleh perwakilan keduanya.
Pihak Rusia mengatakan bahwa harapan pada perundingan ini gagal menjadi kenyataan. Sementara itu, pihak Ukraina mengatakan bahwa tidak ada hasil yang mungkin dapat memperbaiki situasi secara signifikan.
Perundingan yang berlangsung selama tiga jam di perbatasan Belarusia-Polandia itu pada akhirnya hanya menghasilkan catatan mengenai perubahan positif pada koridor kemanusiaan.
Adapun koridor ini dibangun atas persetujuan yang tercapai di perundingan sebelumnya. Satu-satunya persetujuan yang dihasilkan dari tiga isu yang didiskusikan pada saat itu.
Disebut “koridor kemanusiaan” atau “koridor penyelamatan” karena fungsinya yang menjadi jalur evakuasi warga Ukraina yang masih terjebak di kota-kota yang diserang oleh Rusia.
Meskipun begitu, pada kenyataannya, koridor itu bahkan belum beroperasi pada hari perundingan ketiga.
Dilansir dari TASS, Vladimir Medinsky selaku kepala negosiator Rusia mengatakan bahwa Rusia berharap koridor tersebut dapat dioperasikan pada esok harinya, Selasa (8/3).
Pada Senin pagi waktu setempat, militer Rusia sebetulnya dilaporkan telah membuka koridor agar warga Ukraina di Kyiv, Kharkov, Sumy, dan Mariupol dapat keluar dengan aman.
Akan tetapi, proses evakuasi tersebut terganggu.
Pihak Rusia mengatakan bahwa lawannya itu telah menjadikan warga sipil sebagai “perisai manusia” dan memblokade koridor. Mereka mengatakan pihak Ukraina telah melakukan kejahatan perang.
Di sisi lain, pihak Ukraina mengatakan bahwa rute koridor tersebut akan berakhir di Rusia dan Belarusia sehingga menimbulkan tanda tanya mengenai keselamatan para warga itu sendiri.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk menyebut pilihan Moskow tersebut tidak dapat diterima.