SPANYOL – Analisis baru telah mengidentifikasi sepatu tertua yang pernah ditemukan di Eropa, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pekan lalu di jurnal Science Advances.
Menurut analisis radiokarbon dalam penelitian yang dipimpin oleh para peneliti di Autonomous University of Barcelona dan Alcalá University di Spanyol, ke-22 sandal tenun tersebut berasal dari 6.000 tahun yang lalu.
Melansir CNN, alas kaki kuno itu, bersama dengan keranjang Mesolitikum dan peralatan lainnya, pertama kali ditemukan pada tahun 1857, ketika sebuah gua di Spanyol selatan dijarah oleh para penambang.
Akan tetapi, ketika artefak-artefak itu pertama kali diberi tanggal, pada tahun 1970an, mereka diidentifikasi berusia sekitar 1.000 tahun lebih baru daripada temuan analisis terbaru ini.
Kondisi yang sangat kering di dalam gua, kata para peneliti, sangat ideal untuk mengawetkan bahan-bahan yang mudah rusak.
Selain itu, kondisi tersebut juga memungkinkan pelestarian situs pemakaman prasejarah lengkap dengan sebagian mayat yang dimumikan, disertai dengan keranjang, peralatan kayu, sandal dan barang-barang lainnya.
Benda-benda tersebut adalah “kumpulan bahan serat tumbuhan tertua dan paling terpelihara di Eropa selatan yang diketahui sejauh ini,” kata María Herrero Otal, salah satu penulis studi tersebut, dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa benda-benda tersebut menunjukkan “kemampuan komunitas prasejarah untuk menguasai jenis keahlian ini.”
Ketika arkeolog Spanyol Manuel de Góngora y Martínez mengunjungi gua tersebut pada tahun 1867, 10 tahun setelah penjarahan, ia mengumpulkan artefak yang tersisa, termasuk sandal-sandal tersebut, dan memberikannya ke museum di Madrid dan Granada.
Di sama, artefak-artefak itu dipelajari oleh para peneliti, jelas studi tersebut.
Sandal-sandal yang ditemukan terbuat dari rumput serta bahan lainnya, antara lain kulit, jeruk nipis, dan kulit pohon rami, sejenis serat alami.
Dengan menggunakan deskripsi yang diberikan oleh Góngora, penelitian ini berhipotesis bahwa jenazah dikuburkan dengan menggunakan sandal.
Beberapa sandal memiliki tanda-tanda keausan yang jelas, sementara yang lain tampaknya belum pernah dipakai.
Kondisi itu kemudian menunjukkan bahwa beberapa orang memiliki pakaian yang dibuat khusus untuk pemakaman mereka.
Para peneliti juga mempelajari beberapa keranjang dan artefak kayu lainnya dalam koleksi tersebut.
Benda-benda ini “membuka perspektif inovatif mengenai kompleksitas populasi Holosen Awal-Tengah di Eropa,” kata mereka.
Para peneliti juga menambahkan bahwa sebagian besar pengetahuan tentang masyarakat masa lalu diambil dari artefak yang tahan lama dibandingkan artefak yang mudah rusak seperti keranjang.
Holosen sendiri adalah zaman geologi saat ini, yang dimulai 11.700 tahun yang lalu.
Baik keranjang maupun sandal menunjukkan bahwa pembuatnya memiliki pengetahuan yang luas tentang sumber daya tanaman di lingkungan setempat serta keahlian tingkat tinggi, kata para peneliti.
“Kualitas dan kompleksitas teknologi keranjang membuat kita mempertanyakan asumsi sederhana yang kita miliki tentang komunitas manusia sebelum munculnya pertanian di Eropa selatan,” kata Francisco Martínez Sevilla, salah satu penulis studi tersebut, dalam sebuah pernyataan.
Studi tersebut juga menemukan bahwa benda-benda tersebut diendapkan di situs tersebut pada dua waktu yang sangat berbeda, yakni era Holosen Awal dan Tengah.
Fase pertama terkait dengan populasi pemburu-pengumpul Holosen Awal, dan fase kedua terkait dengan petani Holosen Tengah, kata para peneliti.
Sumber: CNN