22.9 C
Indonesia

Peneliti Temukan Tanda-Tanda Kehidupan Harimau Jawa Yang Dulu Dinyatakan Punah

Must read

JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini mengumumkan sinyal harapan akan eksistensi harimau jawa yang sejatinya telah dinyatakan punah.

Harapan tersebut muncul 43 tahun setelah hewan bernama Latin Panthera tigris sondaica itu dinyatakan punah pada tahun 1980-an dengan ditemukannya sehelai rambutnya di Sukabumi Selatan, Jawa Barat.

Melansir laman resmi BRIN, peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Wirdateti mengungkap bahwa rambut itu tepatnya ditemukan di pagar pembatas antara kebun rakyat dengan jalan Desa Cipeundeuy.

Baca Juga:

“Rambut tersebut ditemukan oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip Harimau Jawa yang dikabarkan telah punah, pada malam hari 19 Agustus 2019,” jelas peneliti yang akrab disapa Teti itu.

“Ripi adalah seorang penduduk lokal yang berdomisili di Desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat,” sambungnya.

Dari serangkaian analisis DNA komprehensif yang telah dilakukan, Teti dan tim menyimpulkan bahwa sampel rambut harimau yang ditemukan itu adalah milik spesies Panthera tigris sondaica atau harimau jawa.

Hewan itu diketahui termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen harimau jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada tahun 1930.  

Menurut Teti, keyakinan tersebut diperkuat oleh prosedur ilmiah lainnya yang juga telah dilakukan.

Selain menemukan rambut, di lokasi tersebut juga ditemukan bekas cakaran mirip harimau yang semakin menguatkan Teti untuk melakukan observasi lanjutan.

Identifikasi awal berlangsung dengan dilakukannya studi perbandingan sampe rambut harimau ditemukan di Sukabumi Selatan dengan spesies harimau jawa koleksi MZB.

Langkah serupa juga dilakukan terhadap beberapa subspesies sampel harimau lain, yaitu harimau bengal, amur dan sumatra, serta macan tutul jawa yang digunakan sebagai kontrol.

“Hasil perbandingan antara sampel rambut harimau sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06 % dengan harimau sumatera dan 96,87 dengan harimau benggala,” kata Teti.

“Sedangkan  spesimen Harimau Jawa  koleksi MZB memiliki 98,23 kemiripan dengan Harimau Sumatera,” lanjutnya.

Sementara itu, hasil studi pohon filogenetik menunjukkan sampel rambut harimau sukabumi dan spesimen harimau koleksi MZB berada dalam kelompok yang sama, namun terpisah dari kelompok subspesies harimau lain.

Selanjutnya, macan tutul jawa berdasarkan sampel yang diperoleh dari spesimen MZB.

Untuk memperkuat observasinya, Teti bersama tim juga melakukan wawancara mendalam dengan Ripi Yanuar Fajar yang melihat harimau tersebut.

Wawancara dilakukan saat survei pada 15–19 Juni 2022 di lokasi ditemukannya sampel rambut.

Dijelaskan Teti, analisis genetik DNA memiliki tingkat sensitivitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi.

Berikutnya, merekonstruksi filogeografi dan demografi untuk menyelidiki nenek moyang genetik subspesies.

Teti juga menambahkan, ekstraksi DNA total yang dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit sesuai protokol.

Protokol tersebut telah dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut.

“Amplifikasi PCR seluruh sitokrom b mtDNA dilakukan dengan primer khusus untuk harimau. Selanjutnya, seluruh hasil sekuens nukleotida disimpan menggunakan BioEdit dan diserahkan ke GenBank,” jelasnya.

“Urutan komplemen antara primer forward dan reverse diedit menggunakan Chromas Pro. Semua urutan nukleotida dugaan harimau jawa dibandingkan dengan data sekuen Genbank National Center for Biotechnology Information (NCBI). Penyelarasan DNA dilakukan menggunakan Clustal X dan data dianalisis menggunakan MEGA,” jelas Teti.

Harimau jawa merupakan hewan endemik Pulau Jawa dan tersebar luas di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan.

Sayangnya, sejak hewan ini diburu karena dianggap hewan pengganggu dan habitatnya diubah menjadi lahan pertanian dan infrastruktur, keberadaanya semakin hilang.

Lalu apakah harimau jawa masih ada di alam liar? Teti menjawab kondisi tersebut masih perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut.

Adapun hasil dari penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Onyx terbitan Cambridge University Press pada Kamis (21/3) pekan lalu.

Laporan tersebut berjudul “Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extent? DNA analysis of a recent hair sample”.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru