JAKARTA – Pemerintah telah memutuskan untuk mempercepat impor beras di awal tahun 2024 ini dalam rangka menghadapi Ramadhan dan Lebaran 1445 Hijriah.
Disebutkan, jumlah total beras yang akan diimpor tahun ini adalah 2,6 juta ton. Jumlah tersebut berasal dari 600 ribu ton yang seharusnya diimpor tahun lalu dan dua juta ton yang memang direncanakan diimpor tahun ini.
Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan usai dirinya mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi pada Kamis (18/1) pekan lalu.
Ia menyampaikan bahwa keterlambatan masuknya beras impor dapat terjadi tergantung pada proses bongkar muat di pelabuhan.
“Tadi diputuskan mempercepat yang (impor) beras–sudah diputuskan tahun lalu tapi di-delay pelaksanaannya, pada tahun 2024 yaitu 600 ribu ton beras,” katanya.
“Selain 600 ribu kan ada dua juta ton itu,” tambahnya kemudian.
Dijelaskan oleh Zulkifli, selain ketersediaan beras, pemerintah juga akan mempersiapkan pasokan jagung yang menjadi pakan ternak.
Hal ini karena jagung pakan berkaitan dengan fluktuasi harga telur dan daging ayam, sementara ketersediaannya saat ini terpengaruh oleh El Nino–seperti beras.
Meskipun Lebaran atau Idul Fitri masih cukup jauh, kata Zulkifli, persediaan komoditas tertentu harus dipersiapkan jauh-jauh hari agar nantinya terkendali.
“Walaupun masih lama Idul Fitri, tapi persediaan hari ini sudah mulai dibahas. Oleh karena itu, kemarin (2023) Lebaran terkendali, Nataru terkendali, karena memang persiapan dari jauh hari,” jelasnya.
“Jadi beras, seluruh bahan pokok dipersiapkan dari sekarang walaupun lebaran masih lama,” pungkasnya.