PALESTINA – Pasukan Israel, dengan menyamar sebagai staf medis dan warga sipil, menembak mati tiga warga Palestina di dalam sebuah rumah sakit di Kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Pembunuhan tersebut dilakukan oleh agen yang menyamar ketika ketiga pria tersebut sedang tidur di Rumah Sakit Ibnu Sina, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina dan tentara Israel pada Selasa (30/1).
“Pagi ini tiga pemuda menjadi syahid oleh peluru pasukan pendudukan [Israel] yang menyerbu Rumah Sakit Ibnu Sina di Jenin dan menembak mereka,” kata Kementerian Kesehatan di Ramallah, dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, tentara Israel mengatakan pasukannya telah “menetralisir” orang-orang yang bersembunyi di rumah sakit dan menjadi anggota “sel teroris Hamas”.
Rekaman kamera keamanan yang beredar online menunjukkan sekitar belasan personel yang menyamar berjalan melalui koridor rumah sakit dengan senapan serbu.
Tiga orang di antara mereka terlihat berpakaian wanita dan dua orang lainnya berpakaian seperti staf medis.
Militer Israel mengidentifikasi salah satu pria yang terbunuh sebagai Mohammad Jalamneh, 27, yang diklaim merencanakan serangan dalam waktu dekat dan telah mentransfer senjata dan amunisi kepada anggota lainnya.
Dua pria lain yang terbunuh, Basil dan Mohammad Ghazawi bersaudara, disebut bersembunyi di dalam rumah sakit dan terlibat dalam serangan.
“Sebuah senjata ditemukan pada orang yang dicari, yang disita oleh pasukan,” tambah pernyataan militer.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “kejahatan tentara Israel tidak akan dibiarkan begitu saja”, dan menambahkan bahwa pembunuhan tersebut adalah “kelanjutan dari kejahatan pendudukan yang sedang berlangsung terhadap rakyat kami dari Gaza hingga Jenin”.
Menurut kelompok bersenjata Palestina itu, Basil Ghazawi tengah terluka dan terbaring di tempat tidur ketika ia dibunuh.
Basil terluka oleh pecahan rudal menyusul serangan pesawat tak berawak Israel pada 25 Oktober yang menargetkan sekelompok pria di dekat pemakaman kamp Jenin dan telah menerima perawatan di rumah sakit selama tiga bulan, menurut sumber Al Jazeera.
Adapun Hamas membenarkan bahwa Jalamneh adalah salah satu anggotanya.
Sementara itu, Brigade Jenin, yang mencakup sejumlah kelompok perlawanan bersenjata Palestina, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua dari tiga pria tersebut adalah anggota Jihad Islam.
Ayah Jalamneh, Walid, mengatakan kepada Al Jazeera dari Jenin bahwa jalan yang diambil putranya adalah “jalan yang terhormat – jalan yang bebas”.
“Jalan yang diambil putra saya Mohammad, telah dilalui banyak putra kami sebelum ia. Ia tidak sendirian; mereka tidak menemukan cara lain untuk menghadapi pendudukan ini, selain dengan senjata, karena pendudukan dan musuh ini tidak menghadapi kami, bahkan anak-anak kami, kecuali dengan senjata,” kata Walid.
“Mereka berusaha mencapai “perdamaian” selama puluhan tahun. Saya ingin bertanya kepada mereka yang bertaruh pada “perdamaian,” apakah musuh ini menginginkan perdamaian?
“Negosiasi puluhan tahun, sementara pendudukan mencuri lebih banyak tanah, membunuh ribuan warga Palestina, bersikeras untuk membiarkan rakyat Palestina berada di bawah pendudukan, di depan mata dunia, karena mereka menganggap diri mereka kebal hukum,” lanjutnya.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk keras pembunuhan tiga pemuda oleh pasukan pendudukan Israel.
Ribuan warga Palestina memadati jalan-jalan di Jenin saat upacara pemakaman ketiga pria tersebut berlangsung. Mereka dimakamkan di pemakaman di kamp pengungsi Jenin.